"Saya sering ke sana untuk berdoa dan ibadah. Apalagi ada ibadah Natal, maka saya tidak akan menyia-nyiakan waktu untuk pergi ke Gereja," kata Simon.
Tidak disangka, kegiatan ibadah Sabtu itu menyelamatkan Simon.
Ketika kembali ke camp, dia melihat kondisinya sudah berantakan.
Semua tas berisi pakaian berhamburan dan makanan berserakan di tanah.
Ke-29 temannya juga tidak ada. Simon dan Joni lantas bertanya pada warga sekitar.
Simon kaget mendengar puluhan temannya dibawa ke Puncak Kabo, diikat seperti tahanan perang.
"Saya kaget, saya bingung. Tapi saya dan Pak Joni memutuskan menyusul mereka karena katanya saya juga dicari.
Waktu itu hati saya sudah bilang, mungkin kami akan disiksa dan dipukuli di atas," jelasnya.
Simon Tandi dan Joni Pariangan Berniat Pergi Menuju Puncak Kabo
Ketika Simon dan Joni menuju ke Puncak Kabo, tiba-tiba ada warga yang memanggil mereka dengan bahasa daerah setempat.