Proses evakuasi pun dilakukan pada Senin (14/1/2019) yang dipimpin oleh Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara.
Tak hanya berstatus tanpa izin, buaya yang menyebabkan tewasnya Deasy Tuwo ini juga dikhawatirkan akan membahayakan orang lain sehingga harus segera dievakuasi.
"Buaya ini dievakuasi karena jangan sampai membahayakan lagi orang lain," kata Sekretaris BKSDA Sulawesi Utara, Hendrik Rundengan seperti dilansir Kompas.com (14/1/2019).
Mengutip dari laman Tribun Manado, selain dari tim BKSDA, evakuasi juga melibat sejumlah anggota TNI dari Koramil 1302-07/Tombariri, petugas Pusat Penangkaran Satwa atau PPS Tasikoki, serta masyarakat setempat.
Berikut foto-foto yang merekam perjuangan petugas BKSDA dalam proses evakuasi buaya yang menewaskan Deasy Tuwo yang dihimpun Grid.ID dari Tribun Manado.
Inilah penampakan buaya Merry yang memiliki bobot 600 kilogram dan panjang sekitar 5 meter.
Meski berisiko tinggi, proses evakuasi ini masih dilakukan secara manual, yakni mengandalkan tali nilon, tali kapal, lem lakban, dan selembar papan.
Melansir Tribun Manado, pertama-tama tim evakuasi membius buaya raksasa itu di bagian kepala supaya melemah.
Ketika Merry sudah melemah, tim yang mengevakuasi pun langsung mengikatnya dengan lakban agar tak berontak saat dievakuasi.
Merasa terancam, buaya betina itu sempat memberontak dan mencoba memberi perlawanan.
Baca Juga : Proses Evakuasi Buaya Pemangsa Manusia di Minahasa, Ditunggangi Hingga Gigi Depannya Lepas