Grid.ID - Anggota tim sepak bola remaja Thailand yang terjebak dalam gua bersama pelatih mereka lakukan konferensi pers.
Bersama sang pelatih, keduabelas anak laki-laki itu menceritakan hal yang terjadi sebelum 'keajaiban' menghampiri mereka.
Dalam konferensi pers terungkap bagaimana mereka bisa bertahan selama sembilan hari tanpa makanan.
BACA: Contek Gaya Sporty ala Cinta Kuya, Biar Gayamu Makin Keren nih!
Anggota tim sepak bola dan pelatihnya itu bisa bertahan dalam gua karena minum air dari stalaktit sebelum akhirnya ditemukan oleh para penyelamat.
Adul Sam-on, seorang dari anggota tim sepak bola itu menceritakan sangat terkejut saat mereka ditemukan pada 2 Juli 2018 oleh para penyelam.
Hal yang membuat Adul Sam-on terkejut tak lain karena para penyelam itu adalah orang Inggris.
BACA: Sharena Delon Ceritakan Momen Pertama Ryshaka Masuk Taman Kanak-kanak
"Setelah mereka muncul ke permukaan air, saya terkejut. Mereka orang Inggris," kata Adul Sam-on.
"Itu adalah keajaiban," tandas Adul Sam-on.
Sebelumnya diketahui, 12 remaja yang tergabung dalam tim sepak bola beserta seorang pelatih itu ingin menjelajahi kompleks gua Tham Luang.
BACA: Yuanita Christiani Tak Sangka Akhirnya Dilamar Kekasihnya yang Pemalu
Mereka berencana menjelajah selama sekitar satu jam setelah latihan sepak bola pada 23 Juni 2018.
Sayangnya, hujan turun hingga airnya menggenangi gua dan menjebak ketigabelas orang itu.
Sang pelatih mengungkap, mereka sampai bergantian menggali dinding gua agar bisa lolos dari sana.
"Kami tidak ingin menunggu sampai pihak berwenang menemukan kami," kata pelatih Ekkapol Chantawong.
Seorang bocah lelaki mengatakan, dirinya pasti dimarahi oleh ibunya setelah menyadari mereka terperangkap dalam gua.
Bahkan, sebagian dari 12 remaja itu mengatakan ingin meminta maaf ke orang tua mereka karena pergi ke gua tanpa memberi kabar terlebih dahulu.
Saat ditanya soal cita-cita mereka, sebagian besar mengatakan ingin menjadi pemain sepak bola profesional, sementara yang lainnya ingin menjadi anggota Navy SEAL.
Dalam konferensi pers, mereka juga memberikan penghormatan pada Saman Gunan, mantan penyelam Angkatan Laut Thailand yang meninggal dalam misi penyelamatan 13 orang itu.
"Semua orang sangat sedih," kata sang pelatih.
BACA: Donna Agnesia Batasi Anak Pakai Gadget, Begini Cara Antisipasinya
Lebih lanjut ia mengatakan, "anak-anak ini merasa, mereka adalah alasan dia (Saman Gunan) mati dan keluarganya harus menderita."
Seperti yang diberitakan Sky News pada Rabu (18/7/2018), pertanyaan dari wartawan telah diperiksa dan disaring oleh para psikolog sebelum konferensi pers.
Wartawan juga diminta untuk menghormati privasi anak-anak itu setelah mereka kembali ke rumah.
(*)