Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID - Kondisi nilai tukar rupiah terus tergerus terhadap Dolar Amerika Serikat (AS).
Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (AS) telah menembus angka Rp 15.029, pada Selasa (4/9/2018) malam.
Dikutip dari Tribun Manado, hingga Selasa (4/9/2018) pukul 19.20 WIB, nilai tukar rupiah mencapai Rp 15.029 per dolar AS.
Sebelumnya, pada penutupan perdagangan hari Senin (3/9/2018), menurut Bloomberg, Rupiah melemah ke posisi Rp 14.815 per Dolar AS.
Bloomberg mengestimasi, hari ini kurs rupiah akan bergerak pada kisaran Rp 14.780 hingga Rp 14.845 per Dolar AS.
Nilai tukar rupiah yang hampir mencapai Rp. 15.000 menyebabkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,04% ke level 5.905,30, pada perdagangan Selasa (4/9/2018).
Baca Juga : Mencuri Perhatian, Chanyeol EXO Tampil pada Tommy Hilfiger's Extravaganza 2018
Dikutip Grid.ID dari Kontan, Tekanan yang kuat terhadap nilai tukar rupiah menjadi salah satu fator IHSG melorot. Di pasar spot, kurs rupiah melemah ke level Rp 14.930 per dollar AS.
Edwin Sebayang, analis MNC Sekuritas memprediksi, IHSG akan turun lagi dengan support 5.850 dan resistance di level 5.950, Rabu (5/8).
Faktor penyebabnya masih sama yakni sentimen pelemahan nilai tukar rupiah.
Baca Juga : VIDEO: Rilis Video Musik Promises, Calvin Harris Gandeng Sam Smith
Edwin menyarankan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) dan juga tarif dasar listrik (TDL) untuk mengurangi tekanan current account deficit (CAD) dan mengurangi tekanan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN).
"Kalau terlalu lama tidak menaikkan harga BBM, APBN kita akan semakin babak belur," ujarnya, (4/9).
Menurutnya, untuk jangka panjang, kenaikan harga BBM bagus untuk membuat APBN semakin sehat.
Baca Juga : Jahil Banget! Cita-Cita Prilly Latuconsina Dalam Berpacaran, Ngeprankin Pacar
Memang kenaikan harga BBM akan membuat inflasi meningkat dan suku bunga pun akan naik.
Namun, berkurangnya tekanan CAD dapat memperkuat nilai tukar mata rupiah.(*)