"Saya memperkirakan akan banyak yang membeli es jualan saya. Karena pasti banyak sekali pengunjungnya," kata Subaini.
Benar saja, sebelum festival dimulai, es batu yang Subaini gunakan untuk berdagang habis terjual.
Baca Juga : Shopee Perduli Gempa Palu dan Donggala, Ajak Pengguna Lakukan Donasi
Menipisnya persedian es batu membuat Subaini harus bergegas membeli persediaan sebelum habis.
Sebelum pergi, Subaini telah menitipkan lapak jualannya kepada anak tertua, Mawar.
Saat itu, Mawar menjaga dagangan ibunya sembari menjaga kedua adiknya, Riski dan Nur Adiba.
Tidak merasakan firasat jelek apapun, Subaini akhirnya berangkat mencari persedian es batu.
Belum lama ia melangkah, tiba-tiba tanah yang dipijaknya berguncang hebat.
Pikiran Subaini langsung kacau, ia tidak sempat berlari menyelamatkan diri.
Subaini hanya mengingat ketika gelombang air yang kuat menghantam tubuhnya.
Baca Juga : Citra Satelit Ungkap Kondisi Petobo Sebelum dan Sesudah Likuifaksi Usai Gempa Palu
"Saya berusaha menyelamat diri tapi tidak bisa, saya terasa diaduk-aduk dengan beton keras," katanya sedih.
Arus air yang kuat membuat tubuh Subaini terombang-ambing hingga berakhir di atas seng rumah warga.
Saat sadar, Subaini sudah terbaring lemah bersama sampah dan material lainnya.