Bagi Ringgo Agus Rahman, rumah bukanlah sekadar tempat tinggal, namun juga tempat mencurahkan ekspresi diri.
Rumah berlantai dua, menempati lahan seluas 200m2. Di rumah itu, Ringgo dapat menikmati setiap jengkal ruang.
Ruang-ruang memiliki banyak bukaan. Udara segar menyejukan ruang. Cahaya menerangi sudut rumah. Lahan dipertahankan untuk ruang terbuka dan resapan air.
Saat menata interior, Ringgo dibantu seniman dan musisi, Sir Dandy Harrington. “Saya suka sekali dengan konsep rumahnya,” ujar Ringgo yang jatuh hati pada konsep Retro Pop Art. Arsitek bangunan itu tak lain Mohammad Ridho, kenalan lama Ringgo.
Gaya Retro Pop Art diterapkan pada ruang keluarga. Lantainya ditutup dengan parket cokelat muda. Nyaman dan terasa hangat.
Sejumlah ornamen Retro Pop Art dipajang pada dinding ruang itu. Misalnya, Wall Painting lampu kota dan tentara Inggris yang posisinya berdampingan.
Berdekatan dengan ruang keluarga terdapat foyer, semacam penghubung antara pintu masuk dan ruang keluarga. Di foyer itu, Ringgo menyimpan koleksi sepatunya.
Ringgo menggunakan material ekspos dan bahan daur ulang. Lihat saja, dapur seluas 9m2 dirancang dengan tembok semen unfinished.
Dinding lainnya cat hitam legam sebagai papan daftar menu masakan atau kata-kata penting.
Kabinet dapur berbahan kayu pinus yang dipelitur biasa. Bekas mata kayu pinus dibiarkan apa adanya sehingga berkesan natural.
“Dinding hitam ini terinspirasi dari keponakan saya yang hobinya corat-coret," kata Ringgo.
Kamar tidur lain lagi. Di sana, Ringgo menggunakan warna putih yang dominan. Pengisi furnitur berupa ranjang kayu, meja nakas, dengan sejumlah rak gantung.
Aksen lukisan tersebar pada dinding dengan konsep yang sama; Retro Pop Art. “Bagi saya rumah itu enggak perlu neko-neko. Yang penting homey dan bikin betah.”
sumber : iDEA