Grid.ID - Sesuai janjinya akhir tahun lalu, bulan ini Facebook akan memulai langkahnya dengan melabeli berita-berita hoax yang di-share.
Label berbunyi "disputed" (kebenarannya disangsikan) itu disematkan di posting secara individual, bukan di akun pengunggah secara keseluruhan.
Isi konten dinilai kebenarannya oleh pihak ketiga, yang bekerjasama dengan Facebook sebagai pemeriksa fakta.
Para pemeriksa fakta ini bergabung di bawah organisasi jurnalis non-profit, Poynter.
Total anggotanya ada 42, namun Facebook baru aktif menggunakan jasa dari 4 di antaranya, yakni Snopes, Factcheck.org, ABC News, dan PolitiFact.
BACA JUGA : Ternyata Reaksi Emoji Like dan Love Facebook Punya Pengaruh di Postinganmu!
Sebagaimana dilansir Grid.ID dari KompasTekno, Minggu (5/3/2017), tahun lalu Facebook menjelaskan bahwa informasi keberadaan konten palsu diperoleh lewat laporan pengguna atau penyisiran algoritma khusus untuk mengendus hoax.
Laporan dugan hoax ini kemudian diteruskan ke para pemeriksa fakta untuk dicek kebenarannya. Apabila setidaknya dua pemeriksa fakta sependapat bahwa konten bersangkutan merupakan hoax, label "disputed" pun akan disematkan.
Meski bisa memberi peringatan pada pengguna Facebook saat menjumpai hoax, penerapan sistem label ini masih belum sepenuhnya ideal.
Posting yang telah dilabeli tetap beredar, sementara isi label sendiri hanya menyebutkan bahwa kebenaran isinya "diragukan",
Jadi bukan dengan tegas menyatakan bahwa konten tersebut merupakan berita palsu atau hoax.
Saat ini pelabelan konten yang diduga hoax baru tersedia secara terbatas.
Belum diketahui kapan fitur itu bakal bisa diterapkan di seluruh Facebook.
Talitha Curtis Bongkar Kelakuan Ibu Angkat, Pernah Sodorin Dirinya ke Om-om di Usia 13 Tahun Demi Hal Ini
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Way |
Editor | : | Way |