Laporan Wartawan Grid.ID, Winda Lola Pramuditta
Grid.ID – Meski sudah beberapa kali terlibat dalam pembuatan film berlatar belakang sejarah, ternyata bukan perkara mudah bagi aktris senior Christine Hakim.
Aktris yang sudah berkiprah sejak tahun 1970-an ini mengaku, kerap sesak jika berbicara soal sejarah.
"Kenapa ya, dada saya selalu sesak kalau bicara sejarah," ungkap Christine Hakim saat dijumpai Grid.ID dalam acara peluncuran buku di balik film Kartini, Galeri Indonesia Kaya (GIK), Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Minggu (9/4/2017).
(BACA JUGA Dalami Peran, Dian Sastro Ketularan Sedih Lihat Christine Hakim)
"Saya Alhamdulilah sudah empat kali terlibat dalam pembuatan film bersejarah," imbuh Christine.
Dipercaya memerankan tokoh penting yang nyata, Christine Hakim merasa tak cukup jika hanya melakukan riset.
Baginya, pembuatan film bergenre biopik bagaikan merekonstruksi skenario yang sudah dibuat Sang Pencipta.
(BACA JUGA Begini Cara Dian Sastro Mendapatkan Chemistrynya dengan Christine Hakim)
"Kita ikut film ini sama saja kita merekonstruksi skenario Tuhan.”
“Riset kepustakaan belum cukup, sebagai pemain, pasti harus menjiwai," tutur pemeran Ngasirah dalam film Kartini tersebut.
Berbagai jerih payah Christine Hakim dalam menjiwai empat judul film bergenre biopik nyatanya membuahkan penghargaan.
(BACA JUGA Aktris Kawakan Christine Hakim Jadi Berubah Gara-Gara Film Kartini)
Adalah film ‘Tjoet Nja' Dhien’, Christine Hakim menyandang penghargaan dalam kategori Pemeran Wanita Terbaik di tahun 1988. (*)
Nyesek, Abidzar Al Ghifari Sampai Lakukan Ini Demi 'Hadirkan' Mendiang Uje di Pernikahan sang Adik, Umi Pipik Auto Mewek
Penulis | : | Okki Margaretha |
Editor | : | Okki Margaretha |