Laporan Wartawan Grid.ID, Ries Mariana
Grid.ID - Mengajarkan pengetahuan seks kepada anak-anak itu memang penting.
Namun, tentu saja harus sesuai dengan tingkat usia anak, sehingga tidak vulgar di mata anak-anak.
Sebuah buku tentang pendidikan seks untuk anak tingkat sekolah dasar yang beredar di Cina ini cukup menghebohkan.
Sebagaimana dikutip Grid.ID dari theasianparents.com, penjelasan dalam buku pendidikan seks anak-anak tingkat SD di China ini sungguh membuat syok!
(BACA JUGA: Fenomena Tes Keperawanan Di Indonesia, 3 Hal Ini Bikin Itu Kategorinya Kekerasan Seksual)
Tak heran jika buku terbitan Beijing Normal University ini menjadi perbincangan di media sosial.
Buku itu berisi antara lain tentang mengenalkan anak pada organ vital, hubungan seks antara suami istri yang diwujudkan secara visual, seks sesama jenis dan fantasinya, penggunaan kondom, kekerasan pada anak, sampai persamaan gender.
Untuk penyebutan alat vital “Mr P” misalnya, penulis buku menyarankan agar orangtua menyebutnya dengan nama yang sebenarnya. “Tinggalkan sebutan ‘burung’ atau ‘lebah’,” tulisnya.
Para orangtua langsung complain, dan keberatan untuk mengajarkan anak yang masih SD dengan gambar-gambar di halaman buku itu.
(BACA JUGA: Dipenjara Hingga Jadi Korban Kekerasan Seksual, 4 Wanita Ini Sukses Jadi Seleb Tenar Hollywood)
Buku tersebut juga berisi tentang peragaan sepasang suami istri yang sedang “ML” alias making love, dengan ilustrasi yang sangat jelas, misalnya ilustrasi “ML”, bagaimana yang terjadi pada “Mr P”, dan proses dalam rahim.
Materi yang ini cukup mengagetkan karena anak diajarkan juga tentang pengetahuan seks sesama jenis.
Diilustrasikan, dua siswa sedang menanyakan pada guru tentang dua tetangganya yang sesama wanita hidup satu atap sebagai pasangan suami istri.
Dalam cerita buku itu, guru kemudian menjelaskan, bahwa sebagian besar orang kini lebih tertarik dengan seks yang menyimpang. Hubungan sesama jenis dirasakan lebih menarik.
“Ini merupakan fenomena yang wajar. Kami tidak akan mendiskriminasikan mereka,” tulis buku itu.
(BACA JUGA: Homoseks Beda dengan Pedofilia, Tapi Bisa Menjadi Awal Kejahatan Seksual)
Di halaman berikutnya diilustrasikan pula tentang lelaki yang sedang berfantasi dengan pria sejenis. Parah, kan?
Cerita dalam bentuk komik itu juga menunjukkan adanya anak laki-laki yang sedang melakukan masturbasi dengan menyakiti dirinya, hingga membutuhkan pertolongan tenaga medis.
Tentang penggunaan kondom, buku tersebut menayjikan berbagai macam ilustrasi jenis-jenis kondom dan cara pemakaiannya.
(BACA JUGA: Edukasi ‘PANTS’ dari Guru dan Orangtua Cegah Kejahatan Seksual pada Anak)
Tentang kejahatan seksual, anak diajarkan cara melindungi diri dari kejahatan seksual.
Perlindungan diri yang dimaksud tidak hanya perlindungan untuk anak cewek yang selama ini sering menjadi korbannya, tapi juga anak cowok yang dilakukan wanita atau pria dewasa (pedofilia)
Kesetaraan gender juga menjadi salah satu bab yang diperkenalkan pada anak.
Misalnya tentang anak laki-laki yang ingin jadi perawat, anak perempuan yang ingin jadi tentara. Jenis kelamin tidak mempermasalahkan profesi yang dicita-citakan seseorang.
Menurut Beijing Normal University, selaku penerbit buku tersebut menjuelaskan, bahwa buku yang diterbitkan sudah melewati uji yang ketat, telah direvisi, dan dicek sedemikian telitinya.
Bahkan selama proses penyusunannya telah dikonsultasikan dengan para orangtua, pelajar, dan para pengajar.
Komentar tentang penerbitan buku tersebut menuai komentar para orangtua, khususnya dari para ibu.
(BACA JUGA: Seperti Apa Ciri-ciri Pria yang Mengidap Hiperseks Sehingga Menuntut Istri Untuk Selalu Berhubungan Intim?)
Ada yang kaget, bingung, dan menolak.
Penolakan dari seorang ibu dari Singapura itu bukan tanpa alasan.
Meski secara logika, Roshni MC bisa menerima, namun hati kecilnya berkata tidak setuju. “Biarkan anakku tumbuh menjadi anak-anak seusianya,” tulisnya.
Duh, sedemikian parahkah masalah seks di Cina, sehingga butuh pendidikan seks se-vulgar itu? (*)
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |