Grid.ID - Tidak adanya peringatan dini saat musibah tsunami di Selat Sunda pada bulan Desember 2018 lalu membuat BMKG berbenah.
Sensor yang sudah ada rupanya hanya bisa memperkirakan dari pusat kedalaman dan magnitudo gempa.
Kini, BMKG telah memasang sensor pemantau gelombang dan iklim di sekitar Gunung Anak Krakatau.
Baca Juga : BMKG: Waspada Angin Kencang dan Hujan Lebat di Daerah ini Tanggal 1-6 Januari 2019!
"BMKG menambah peralatan, saat ini yang sudah terpasang di Pulau Sebesi fungsinya untuk mengukur tinggi gelombang dan cuaca di sekitar gunung," kata Kepala BMKG Prof Dwikorita Karnawati di Posko Terpadu Tsunami Selat Sunda, Labuan, Kabupaten Pandeglang, Selasa (1/1/2019).
Pulau Sebesi, kata dia, jadi alternatif pemasangan sensor sebagai kawasan paling dekat.
Tempat yang paling dekat dengan Gunung Anak Krakatau sebenarnya adalah Sertung, namun Tim BMKG saat ini belum bisa menjangkau Sertung lantaran tingginya gelombang.
Baca Juga : Dosen Pascasarjana UGM Minta ke Jokowi Agar BMKG Dirombak Total Karena Dinilai Gagal Deteksi Dini Tsunami
Dwikorita menyebut, nantinya alat tersebut akan bekerja memantau pergerakan gelombang dan cuaca yang disebabkan oleh aktivitas Gunung Anak Krakatau.
Jika ada gelombang mengalami fluktuasi yang tinggi, maka sensor akan mengirim sinyal ke pusat data yang terhubung.
"Secara pararel akan mengabarkan BMKG Jakarta, BPBD, dan Polda, akan diketahui lebih cepat jika ada gelombang tinggi seperti tsunami, jadi ada peringatan dini lebih cepat untuk masyarakat," kata dia.
Baca Juga : Pantai Manado Dihantam Ombak Setinggi 2-4 Meter, BMKG Tegaskan Bukan Akibat Gempa
Siap Berikan Experience Menarik, Joyland Festival Kembali Hadir pada November 2024
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | None |
Editor | : | Bunga Mardiriana |