Grid.ID- Sejak Jumat (4/1/2019) pukul 00.00 WIB hingga pagi ini, aktivitas Gunung Anak Krakatau sudah tercatat 13 kali gempa letusan dengan amplitudo 15-22-mm dan durasi 40-110 detik.
Selain itu terpantau juga adanya gempa hembusan sebanyak 5 kali dengan amplitudo 14-21 mm dan durasi 35-65 detik.
Selain itu masih tercatat adanya gempa mikro tremor (tremor menerus) dengan amplitudo 2-21 (dominan 6 mm).
Baca Juga : Pria ini Jalani Operasi Darurat Setelah Semprotan Penyegar Udara Terjebak di Dalam Bokongnya, Kok Bisa?
"Juga teramati adanya asap kawah bertekanan sedang berwarna putih dengan intensitas tebal berketinggian 1.000 meter," kata Andi Suardi, Petugas pos pantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa.
Hingga kini status GAK masih pada level III Siaga.
Dimana para nelayan dan juga pengunjung dilarang mendekati gunung api tersebut dalam jarak 5 kilometer.
GAK merupakan gunung api yang tumbuh di lokasi bekas letusan dasyat Krakatau pada 1883 silam.
Gunung api ini mulai muncul ke permukaan laut sejak tahun 1930 silam.
Baca Juga : Kronologi Pemecatan Brigpol DW di Makasar Akibat Selingkuh dan Kirim Foto Tanpa Busana
Sejak saat itu GAK terus tumbuh.
Selama kurun waktu 88 tahun kehadirannya, GAK terus menunjukkan fluktuasi aktivitas vulkaniknya.
Viral, Pembeli Curhat Disuruh Bayar Biaya Pakai Sendok dan Garpu Saat Makan di Warung Mie Ayam, Nota Ini Jadi Buktinya
Source | : | tribunnews |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |