Grid.ID - Beberapa orang sering mengalami gangguan tidur ketika di malam hari, entah karena terlalu banyak mengonsumsi kafein sebelum tidur, terlalu lelah akibat banyak pekerjaan, atau karena situasi kamar yang tidak membuat nyaman.
Ternyata selain faktor tersebut, gangguan tidur juga bisa muncul akibat kurangnya protein yang terjadi pada otot tubuh.
(BACA: 5 Pengertian Tentang Luar Angkasa yang Seringkali Orang Salah Paham, Nomor 1 Mengejutkan)
Al dan Prilly BAPR? | Grid.ID https://t.co/w4PQuLwahp
— Grid.ID (@grid_id) August 8, 2017
Penelitian menunjukkan bagaimana protein BMAL1 di tubuh tikus membuat para tikus memiliki kualitas tidur yang baik.
BMAL1 adalah protein yang juga dikenal bisa mengatur ritme sirkadian, termasuk ritme tidur.
Ketika kamu kekurangan protein ini maka bisa dipastikan bahwa kualitas tidurmu akan menurun.
Seperti yang dilansir pada laman Zeenews, Takashi mengatakan bahwa studi ini menunjukkan bahwa faktor pada otot dapat memberi sinyal ke otak dalam memengaruhi tidur.
Studi lain juga menunjukkan bahwa protein dalam otot dapat mengurangi efek kehilangan nutrisi pada tikus.
Wanita Ini Mengaku Nabi Setelah Nabi Muhammad SAW dan Membawa Firman, Seperti Ini Videonya | Grid.ID https://t.co/uRiRAeCPFE
— Grid.ID (@grid_id) August 8, 2017
(BACA: Al dan Prilly BAPR?)
Temuan ini memberi ilmuwan sebuah target baru selain otak untuk mengembangkan terapi terhadap orang yang sering mengalami kantuk yang berlebihan.
Joseph Takahashi, ketua Neuroscience di University of Texas Southwestern Medical Center di Amerika Serikat mengatakan, penelitian ini mengungkapkan bahwa tidur manusia bisa dikendalikan berdasarkan apa yang mereka konsumsi. (*)