Laporan Wartawan Grid.ID, Yehezkiel Filemon Septano
Grid.ID – Mantan Puteri Indonesia tahun 2005 Nadine Candrawinata terketuk hatinya untuk ikut dalam program pemberantasan buta aksara dalam kampanye #bebasbutahuruf.
Kampanye yang diinisiasi oleh taman Bacaan Pelangi itu punya tujuan untuk membebaskan buta huruf di Indonesia Timur.
Meski banyak kesibukan jalan-jalan dan kampanye bidang lainnya, wanita kelahiran Jerman ini masih mau menyempatkan diri untuk membantu Taman Bacaan Pelangi yang bermarkas di Labuan Bajo, Froles, Nusa Tenggara.
Yang Raisa Lakukan Saat Menunggu, Tapi Tak Selamanya… | Grid.ID https://t.co/fLTgbowkHH
— Grid.ID (@grid_id) August 13, 2017
Tugas Nadine adalah mengajak masyarakat untuk sadar akan pentingnya memberantas buta aksara sehingga dalam acara Car Free Day hari ini, ia membuat aktivasi agar masyarakat ngeh bahwa buta aksara merupakan bagian dari masalah bangsa kita.
"Karena aku melihat (masalah) pendidikan saat aku traveling. Banyak yang tidak bisa menulis, membaca, dan itu menyedihkan,” ucap host My Trip My Adventure itu saat ditemui tim Grid.ID di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (13/8/2017).
Nadine berpendapat banyak yang sudah tahu usaha pemerintah soal pemberantasan buta aksara, namun sedikit sekali yang betul-betul melihatnya langsung.
(Baca: Fakta Mengejutkan Nadine Pascale, Putri Menteri Susi Pudjiastuti yang Bikin Lelaki Klepek-klepek)
“Mereka tidak bisa mengetahui apa yang terjadi di Indonesia. Padahal ini adalah modal utama untuk bisa lebih baik lagi secara personal," jelasnya tergerak ikut dalam program yang sudah dijalankan lebih dulu oleh Nila Tanzil, penggagas Taman Bacaan Pelangi tersebut dan timnya.
Untuk itu sambil mengkampanyekan mengenai apa dampak soal buta huruf, Nadine juga mau ikut beraksi mengajak yang lain untuk membantu gerakan #BebasButaHuruf.
"Kita bersama akan mengajak pengunjung di sini, gimana sih kalau kita bener-bener buta huruf? Dalam arti pendidikan itu paling penting, kalau kita nggak bisa membaca menulis (gimana?) Kalau nggak mengerti dengan kata-kata itu gimana rasany?" ulas wanita 33 tahun tersebut menunjukan keterlibatan masyarakat dalam aksinya bersama Taman Bacaan Pelangi.
"Jadi kita tutup mata kalau dia kidal, dia nulis pake tangan kanan, kalau yg normal dia nulis pakai tangan kiri, terus tulis bebas apa aja, rasanya gimana, pasti berantakan kan. Jadi emang betapa pentingnya belajar edukasi, karena pendidikan itu aset negara," tandasnya.
Viral, Pernikahan Ini Sajikan Menu Mie Instan untuk Undangan yang Datang padahal Tajir, Tamu: Kami Juga Bawa Bekal Sendiri