Grid.ID – Sudah beberapa hari ini cuaca di sekitar Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara terasa sangat panas banget.
Cuaca terik dengan sesekali hujan ringan sering kita alami, padahal dulu kalau bulan September katanya sudah saatnya masuk musim hujan.
Lalu ada kabar broadcast yang seolah-olah mengatakan bahwa ini tanda akhir zaman!
Jadi sebenarnya apa yang terjadi sih?
(BACA: Olahraga Malam Hari Ternyata Punya Banyak Manfaat, Solusi Buat Kamu yang Nggak Bisa Bangun Pagi nih)
Kalau menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ini adalah fenomena alam biasa yang sering terjadi pada pada bulan-bulan puncak musim kemarau.
“Ada beberapa faktor yang memengaruhi cuaca panas ini,“ kata Fatuhri Syabani, Kepala Data dan Informasi BMKG Gorontalo, Senin (18/9/2017).
Faktor gerak semu matahari yang saat ini berada di sekitar khatulistiwa akan berada tepat di atas khatulistiwa sekitar tanggal 22-23 September 2017.
“Radiasi matahari yang masuk cukup optimum. Hal ini ditandai dengan hasil monitoring suhu udara maksimum (yang) berkisar antara 34-37,5 derajat celcius.”
“Ini masih alam kondisi normal, suhu maksimum yang pernah terjadi berdasarkan data klimatologis dalam 30 tahun terakhir antara 34-37,5 derajat celcius,” papar Fatuhri.
(BACA: REVIEW – ASUS Zenfone 4 Max Pro, Baterai Awet dan Kamera Dua Lensa)
Selain faktor tersebut, faktor lainnya adalah adanya aliran massa udara dingin dan kering yang bergerak dari Australia menuju wilayah Indonesia sebelah selatan khatulistiwa, terutama di sekitar Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara.