Grid.ID – Di negara-negara yang kekurangan pasokan medis dan staf yang terlatih ternyata belatung bisa menjadi 'penyelamat' untuk mengobati luka.
Seperti dilansir dari Dailymail pada Jumat (11/1/2019), belatung telah digunakan dalam perang sipil Amerika untuk mencegah gangren pada WW1 (World War).
Ilmuwan Baerin melihat tentara lebih kecil kemungkinannya untuk meninggal karena luka-luka jika luka tersebut dipenuhi belatung.
Baca Juga : Tak Hanya Sule, Rizky Febian Juga Pamerkan Potret Dirinya Bersama Seorang Wanita
Oleh karena itu, Departemen Pembangunan Internasional (DFID) percaya bahwa belatung dapat menyelamatkan nyawa dan anggota tubuh dengan merawat 250 luka sehari di kawasan Suriah dan Sudan Selatan.
"Orang-orang yang hidup dalam konflik dan krisis kemanusiaan masih sekarat karena luka, ini dapat dengan mudah disembuhkan dengan akses perawatan yang tepat," kata Penny Mordaunt, sekretaris pembangunan internasional.
"Pembaruan inovatif tentang perawatan sederhana yang digunakan dalam parit Perang Dunia Pertama ini telah menyelamatkan hidup dan memiliki potensi untuk menyelamatkan lebih banyak lagi," tabahnya.
Banyak orang yang tinggal di daerah konflik berakhir mati atau kehilangan anggota tubuh mereka setelah mengalami infeksi sekunder dari operasi yang relatif sederhana.
Baca Juga : Irish Bella Dilamar Ammar Zoni, ini 3 Pria yang Pernah Ada di Hatinya
Dan mereka yang mengalami cedera tulang belakang yang tidak bergerak sering meninggal karena luka baring yang mereka kembangkan di rumah sakit.
Oleh karenannya, terapi belatung dapat membantu mengatasi hal ini dengan menempatkan belatung hidup dan didesinfeksikan ke kulit yang terluka.
Belatung tidak secara langsung memakan jaringan yang rusak tetapi melepaskan air liur yang mengandung enzim yang memecah bakteri dan sel mati.
Anaknya Pergoki Suami Selingkuh di Rumah Saat Ia Pergi Umroh, Selebgram Ini Akhirnya Usir Meski Belum Cerai: Temenin Tuh Pacar Lu
Source | : | Intisari Online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |