Laporan Wartawan Grid.ID, Dinda Tiara Alfianti
Grid.ID - Bicara tentang manusia adalah memahami cara pikir dan adaptasi mereka, setidaknya ini menurut filosofi.
Di samping kebutuhan primer untuk mempertahankan kehidupannya, manusia adalah master kompromi, mereka menegosiasikan hal-hal yang menjadi kebutuhan sosialnya di masyarakat.
Karena untuk hanya sekedar bernafas dan berjalan tidak menjadikan seorang manusia hanya sebagai seorang manusia saja.
Pemikiran ini yang kemudian mendasari AUSTERE untuk menerjemahkan "manusia" ke dalam bentuk koleksi busananya semenjak kemunculan pertamanya di tahun 2015 lalu.
Termasuk juga dalam IPMI Trend Show 2018 yang diadakan pada tanggal 31 Oktober hingga 1 November di the Hall Senayan City, Jakarta, AUSTERE memberi tajuk "Black Dandy" untuk koleksi busana terbarunya.
"Black Dandy" adalah sebuah gerakan yang sampai sekarang masih dipertahankan oleh komunitas diaspora Afrika, terutama di Amerika sejak tahun 1955, yakni masa dimana kontroversi tentang separasi warna kulit tengah menjadi sebuah isu yang hangat.
Kata "Dandy" sebenarnya mengacu pada pria kulit putih di era Victorian yang memakai pakaian yang biasanya digunakan oleh perempuan seperti petticoat atau atasan dengan aksen ruffles.
(Lantik Anggota Baru Norma Hauri, IPMI Trend Show 2018 Kembali Hadir dengan Penyajian yang Berbeda)
Hal tersebut mempelopori pria untuk menjadi lebih beragam dan stylish dalam berpakaian.
Gerakan ini sempat menjadi olok-olokan pada abad ke-18 di Inggris saat para budak kulit hitam dipaksa berpakaian "Dandy" untuk menemani majikannya olahraga.
Penulis | : | Ridho Nugroho |
Editor | : | Ridho Nugroho |