Grid.ID - Ngadirah (70) warga Dusun Gari, Kelurahan Gari, hidup sendirian.
Perempuan yang tidak memiliki saudara yang tinggal di dekat rumahnya membuat dirinya harus tetap berjuang hidup di usia senjanya.
Sehari-hari mbah Ngadirah bekerja serabutan, seperti membersihkan ladang di sekitar rumahnya, namun akhir-akhir ini dirinya sudah tak sanggup bekerja seperti dulu lantaran sudah terlalu tua.
Ia dulunya bekerja di pabrik percetakan genting tak jauh dari rumahnya, ia juga pernah bekerja sebagai pencari pasir di Sungai Oya saat dirinya masih mampu bekerja.
Mbah Ngadirah hidup di rumah yang tak begitu besar, atap rumahnya banyak yang bolong lantaran termakan usia.
Rumah tersebut berdinding dari anyaman bambu di bagian atas sudah banyak yang berlubang.
Suasana di dalam rumah cenderung gelap, lantanyai berupa cor semen.
Di tengah ruangan terdapat meja dan kursi tamu yang telah usang.
Jalan menuju rumahnya masih berupa tanah merah, ketika hujan deras datang air dapat masuk ke rumah Ngadirah lantaran rumah Ngadirah sedikit lebih rendah daripada jalan menuju rumahnya.
Setelah hujan tanah akan licin serta berlumpur sehingga perlu berhati-hati saat berjalan menuju rumah Ngadirah.
"Nggih ngonten niki keadaane (ya seperti ini keadaanya)," ujar Ngadirah, dengan berkaca-kaca, Kamis (17/1/2019).
Source | : | Tribun Jogja |
Penulis | : | None |
Editor | : | Hastin Munawaroh |