Laporan Wartawan Grid.ID, Dianita Anggraeni
Grid.ID - Kemajuan teknologi saat ini menawarkan berbagai macam solusi bagi pasangan suami istri untuk memiliki keturunan.
Program Bayi Tabung atau fertilisasi in vitro salah satunya.
Ada beberapa indikasi yang harus dilalui pasangan jika ingin melakukan program bayi tabung.
(BACA: Ini Kata Dokter Kandungan Soal Bayi Tabung dan Biaya yang Harus Rela Dikeluarkan Para Calon Orangtua)
Menurut penjelasan Dr. Aryando Pradana SpOG kepada Grid.ID di Morula IVF, Menteng, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu mengatakan ada indikasi mutlak dan lainnya kapan pasangan harus melakukan bayi tabung.
Yang pertama dilihat dulu jumlah sperma sang calon ayah.
"Jadi kalo bayi tabung pertama yang harus diliat jumlah sperma yang dimiliki si calon ayah, tidak cukup untuk program inseminasi (teknis medis dalam membantu proses reproduksi) atau tidak cukup untuk program alami atau memang jumlahnya sangat sedikit sehingga dilakukan proses tambahan seperti proses operasi kecil mengambil sperma kemudian ditemukan sperma tersebut dengan telur diluar," jelas Dr. Aryando Pradana.
Lalu indikasi kedua adalah jika adanya sumbatan pada telur sang calon ibu.
"Adanya sumbatan dari telur tersebut. Telur di sebelah kanan atau kiri rahim atau di kedua-duanya tersumbat sehingga tidak bisa terjadi pertemuan antara sperma dan telur," paparnya.
Indikasi lainnya yaitu hanya untuk menambah pilihan atau kemungkinan terjadinya kehamilan.
Dr. Aryando Pradana mencontohkan terdapat pasangan yang konsultasi kepada dirinya berusia 36 tahun dan sudah menikah selama 5 tahun, pasangan tersebut sudah mencoba berbagai macam program kehamilan mulai dari yang alami dan inseminasi, namun belum berhasil juga, maka disarankan melalui cara program bayi tabung.
Nyesek, Abidzar Al Ghifari Sampai Lakukan Ini Demi 'Hadirkan' Mendiang Uje di Pernikahan sang Adik, Umi Pipik Auto Mewek
Penulis | : | Violina Angeline |
Editor | : | Violina Angeline |