Grid.ID - Tak melulu soal Kartini, perjuangan wanita sudah ada sejak zaman jauh sebelum Putri Jepara ini dilahirkan.
Ada banyak wanita yang menginspirasi dari berbagai macam belahan dunia.
Mereka menyuarakan aspirasinya masing-masing untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Seperti yang dilansir dari laman Marie Claire, Grid.ID telah mengumpulkan beberapa wanita inspiratif dari berbagai macam penjuru dunia di sepanjang sejarah.
(BACA:Mie Bowman, Wanita Asal Jepang yang Merancang Pakaian Dalam Khusus Untuk Penyandang Kanker)
1. Cleopatra
Hampir semua orang mengenal nama tokoh asal Mesir ini.
Cleopatra merupakan sosok wanita yang cerdas dan memiliki karakter yang kuat.
Ia adalah keturunan Ptolemy yang berdarah Yunani dan berasal dari Macedonia.
Cleopatra dinobatkan sebagai ratu saat ia berusia 18 tahun.
Saat kekaisaran Romawi berambisi untuk menguasai Mesir, Cleopatra sebagai ratu mengupayakan segala cara untuk melindungi negerinya dari penguasaan Romawi.
Termasuk dengan menikahi pimpinan Romawi, Julius Caesar dan temannya, Mark Antony guna mencari perlindungan.
Ketika keduanya sudah lebih dulu meninggal, Cleo akhirnya merasa tidak akan mampu mempertahankan Mesir dari gempuran Octavianus.
Dan ketika pasukan Romawi tiba di Mesir, Cleo memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan membiarkan tubuhnya digigit oleh ular yang sangat beracun.
Cerdas, pemberani dan keras hati, itulah Cleopatra yang legendanya tak pernah lekang sepanjang masa.
2. Rosa Parks
"Aku ingin diingat sebagai orang yang ingin bebas, jadi orang lain juga akan bebas".
(BACA:Inilah 4 Pilot Wanita Termuda di Dunia, Ada yang dari Indonesia lho!)
Rosa Parks memberikan kontribusi yang cukup besar dalam bidang HAM dan kesetaraan gender.
Ia merupakan aktivis hak asasi Afrika-Amerika kepada kelompok etnis, seperti negro dan orang-orang kulit hitam.
Rosa Parks dikenal sebagai wanita kulit hitam yang memprotes segregasi ras di Alabama, AS pada tahun 1955.
Satu hal yang paling melekat tentang Rosa Parks adalah ketika ia menolak memberikan tempat duduknya di sebuah bis kepada seorang pria kulit putih di kota Montgomery, Alabama.
Tindakan ini kemudian menjadikan Rosa Parks sebagai pionir gerakan persamaan hak dan mengubah jalannya sejarah.
3. Ratu Elizabeth 1
Di sepanjang sejarah Inggris, Ratu Elizabeth dianggap sebagai salah satu pemimpin paling terkemuka.
45 tahun masa kepemimpinannya merupakan masa kemakmuran ekonomi, berkembangnya kesusastraan dan munculnya Inggris sebagai armada laut nomor satu di atas samudera.
Banyak masalah yang sempat menghalangi ratu belia ini.
Mulai dari peperangan melawan Perancis, bersitegang dengan Skotlandia dan Spanyol, kondisi moneter pemerintah dan adanya perpecahan agama yang bergantung di atas kepala Inggris.
Elizabeth menangani masalah politik luar negeri dengan cermat, luwes dan sangat visioner.
Pada awal 1560, Elizabeth berhasil merampungkan 'Perjanjian Edinburgh' yang menjadi tonggak perdamaian Inggris dengan Skotlandia.
Bertahun-tahun, Ratu Elizabeth secara tekun membangun Angkatan Laut Inggris yang mampu bersaing dengan armada laut Spanyol.
Masa pemerintahan Ratu Elizabeth 1 di 45 tahun pertama ini sering dianggap sebagai 'Jaman Keemasan Inggris', di mana beberapa penulis terkenal seperti William Shakespeare juga hidup di zaman ini.
4. Malala Yousafzai
Nama ini seolah tak henti disebut oleh masyarakat dunia selama beberapa tahun ini.
Malala mulai dikenal dunia sejak kemunculannya pertama kali saat pemberontakannya terhadap Taliban.
Bahkan, Malala pernah ditembak oleh Taliban karena mendorong anak-anak perempuan di Pakistan untuk sekolah.
Beberapa tahun pasca kejadian itu, kini Malala menjadi mahasiswa di Oxford University.
Ia juga dinobatkan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian termuda oleh PBB.
(BACA:Rayakan International Women's Day 2018, Yuk Intip Sejarah Perayaan Hari Perempuan di Seluruh Dunia!)
Dari Cleopatra hingga Malala, menjadi bukti bahwa perjuangan seorang perempuan tak pernah berhenti dari masa ke masa.(*)
Viral Peserta Indonesian Idol Punya Suara Unik Mirip Optimus Prime, Anang Hermansyah Langsung Ramal Begini
Source | : | Marie Claire |
Penulis | : | Septiyanti Dwi Cahyani |
Editor | : | Septiyanti Dwi Cahyani |