Grid.ID - Kemajuan teknologi yang semakin mutakhir membuat peredaran obat palsu makin merajalela.
Peredaran obat palsu kini marak terjadi, apalagi di Indonesia yang notabene memiliki banyak pengguna internet.
Pemalsuan obat ini ditengarai salah satunya karena faktor ekonomi.
"Memang dari segi ekonomi bisa menguntungkan penjual, tapi dampak negatifnya bisa besar pada konsumen." Ujar Wildan Sagi, S. Kom, MM. Si pada acara Acara Diskusi Mengatasi Peredaran Produk Palsu di Saluran E-Commerce (30/04/2018) di Jakarta.
Menurutnya, untuk mengetahui obat palsu tidak hanya bisa dinilai dari segi mahal atau murahnya obat.
(BACA JUGA : Penampilan Sederhana Sarwendah Saat Berlibur ke Taiwan, Aksesoris yang Dipakai Malah Menarik Perhatian!)
"Obat murah belum tentu palsu karena pemerintah sudah menyediakan obat generik yang harganya memang murah," ungkapnya kembali.
Untuk menghindari obat palsu, sebaiknya memang masyarakat memilih tempat penjualan obat yang sudah tersertifikasi.
"Mari sama2 menjadi konsumen cerdas, kalau beli harus ke toko obat resmi. Lalu cek juga keaslian obat melalui website resmi BPOM," ujar Wildan.
Perlu diperhatikan, di setiap kemasan ada kode produksi dan izin edar.
Saat dicek melalui website BPOM namun tidak ditemukan, sudah pasti obat tersebut tidak terdaftar.
(BACA JUGA : Bisa Fatal, Ini Bahaya Tinggalkan Bayi di Mobil Walaupun Cuma Sebentar)
Anaknya Pergoki Suami Selingkuh di Rumah Saat Ia Pergi Umroh, Selebgram Ini Akhirnya Usir Meski Belum Cerai: Temenin Tuh Pacar Lu
Source | : | nakita |
Penulis | : | None |
Editor | : | Linda Fitria |