Grid.ID - Pertemuan antara pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dengan presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae In di desa zona demiliterisasi Panmunjom pekan lalu membawa angin perdamaian kepada duo Korea tersebut.
Dalam pertemuan itu Kim Jong Un dan Moon Jae In sepakat untuk berdamai dan Korut juga bersedia menangguhkan uji coba senjata nuklir mereka.
Pertemuan kedua negara ini disambut baik oleh Amerika Serikat, terutama Presidennya, Donald Trump yang juga akan bertemu Kim Jong Un antara bulan Mei atau Juni tahun ini.
Tapi banyak pihak yang menyatakan sedikit keheranannya kenapa Korut yang sedari dulu keras kepala tak mau melakukan perundingan tiba-tiba melunak.
Apakah Kalian Tahu Alasan Kumis Adolf Hitler Berbentuk Kotak? Ini Sebabnya
Apalagi sampai melakukan usaha unifikasi (penyatuan) kedua Korea dibawah satu pemerintahan.
Salah satu alasan kuat kenapa Korut mau berunding tak lain dan tak bukan ialah tentang fasilitas uji coba nuklir mereka, Punggye-ri.
Menurut citra satelit milik negara China menunjukkan adanya peningkatan suhu panas radioaktif didaerah fasilitas uji coba nuklir Punggye-ri.
Hal ini mengagetkan banyak pihak dan rupanya fasilitas nuklir Punggye-ri telah rusak karena uji coba nuklir Korut yang gagal pada musim gugur yang lalu.
7 Cara Sederhana Mengenali Seorang Psikopat Hanya dari Caranya Berbicara
Gara-gara ledakan uji coba nuklir Korut pada 3 September tahun lalu yang menyebabkan fasilitas Punggye-ri rusak dan dikhawatirkan bencana Chernobyl akan terulang di Korut.
Rusaknya fasilitas Punggye-ri menyebabkan kebocoran pengayaan uranium yang bisa berakibat radiasi mematikan dari nuklir tersebut.
Rasio ledakan tes uji coba bom nuklir Korut pun sangat besar.
Ledakan itu mencapai 100 kiloton dan Korut sudah 6 kali mengujinya, hingga malah merusak fasilitas Punggye-ri.
Cheget, Koper Maut Pengaktif Misil Balistik Nuklir Milik Presiden Rusia
Sebagai perbandingan saja, bom atom yang diledakkan di Hiroshima pada tahun 1945 hanya berkisar 15 kiloton.
Celakanya lagi delapan menit setelah ledakan ada gempa sebesar 6,3 skala richter menguncang daerah sekitar 6,3 skala richter menguncang daerah sekitar Punggye-ri dan ada empat kali lagi gempa susulan pada minggu-minggu berikutnya.
Dengan mengumpulkan data seismik berkualitas tinggi dan memeriksa citra satelit sebelum dan sesudah pengujian, para ilmuwan dapat menentukan di mana gempa ini terjadi dan bahwa mereka memang disebabkan oleh pengujian bom nuklir Korut.
"Mengingat sejarah uji coba nuklir Korea Utara yang dilakukan di bawah gunung ini, uji coba nuklir yang sama akan menghasilkan kerusakan dalam skala lebih besar yang menciptakan bencana lingkungan berupa radiasi nuklir,” kata laporan dari tim ilmuwan.
Bisa dikatakan Korut mulai ketakutan karena bom nuklir yang harusnya menjadi 'tameng' negara malah mengancam pemiliknya sendiri.
Kehilangan senjata nuklir membuat jajaran pemimpin Korut mulai berpikir rasional untuk segera 'mengamankan' negara dengan cara perdamaian.
Dan lebih berbahayanya lagi jika radiasi nuklir gegara rusaknya fasilitas Punggye-ri menyerang Korut, maka bisa dipastikan negara tertutup itu tidak bisa menanggulanginya.
Gara-gara inilah kurang dari seminggu kemudian Kim Jong Un mengumumkan menangguhkan semua uji coba nuklirnya dan menyerukan perdamaian dengan Korsel serta Amerika Serikat.
Tapi yang dirugikan gara-gara kejadian ini bukan Korut semata, namun juga China yang kalang kabut jika debu radioaktif gagalnya uji coba nuklir Korut terbang ke arah mereka dari perbatasan kedua negara.(Seto Aji/Grid)
Source | : | iflscience |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |