Kompas
Yenny Wahid, putri ke dua Gus Dur
Grid.ID - Buah jatuh tak akan jauh dari pohonnya, itulah ungkapan yang cocok untuk Yenny Wahid dengan ayahnya, Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Yenny Wahid merupakan putri dari Presiden Indonesia ke 4, Gus Dur.
Perempuan berusia 43 tahun itu merupakan seorang aktivis Islam dan politisi Indonesia.
Beberapa waktu yang lalu, wanita yang sempat menjadi wartawan itu mendapat kesempatan untuk berbicara di hadapan Forum PBB .
Yenny Wahid mengangkat keterlibatan 'Perempuan Kampung' dalam upaya penanggulangan terorisme saat beribaca di forum besar PBB itu.
BACA JUGA #TindakTegasTeroris, Wiranto Sampaikan 3 Pesan Ini untuk Masyarakat Pasca Kerusuhan di Mako Brimob
Dalam pertemuan besar itu, Yenny hadir sebagai pembicara.
Dilansir dari akun instagram nya @yennywahid, ia mengungkapkan jika mereka tertarik dengan program Kampung Damai yang telah berkembang di berbagai desa di Pulau Jawa.
Yenny Wahid Bicara Tentang Perempuan Kampung di Forum PBB Pelibatan perempuan ditingkat desa menjadi salah satu fokus PBB dalam upaya global menanggulangi bahaya radikalisme dan terorisme. Hal ini mengemuka dalam pertemuan tingkat tinggi yang diselenggarakan oleh UN Women bekerjasama dengan UNOCT, United Nations Office of Counter Terrorism (Badan PBB yang bertugas menangkal terorisme didunia) yang dihadiri oleh Yenny Wahid sebagai salah satu pembicara. “Mereka tertarik dengan program Kampung Damai yang kami inisiasi di berbagai desa di pulau Jawa” jelas Yenny. Dalam pertemuan yang dihadiri oleh pimpinan tinggi beberapa lembaga PBB tersebut Yenny diminta untuk menjelaskan dampak dari programnya yang banyak menyasar masyarakat ditingkat akar rumput. “ ketika masyarakat desa, terutama perempuan, dikuatkan, maka dampaknya langsung terasa secara masif. Data yang kami dapatkan melihat hubungan langsung antara perempuan yang berdaya dan tingkat radikalisme. Makin berdaya seorang perempuan, makin kecil kemungkinan ia terpapar aksi radikalisme”, jelas Yenny. “Program desa damai kami memberikan pelatihan dan penguatan ekonomi untuk para ibu ditingkat akar rumput, ditambah dengan pelatihan tentang upaya perdamaian yang bisa mereka praktekkan di komunitasnya masing-masing.” “Saya senang bahwa kami mendapatkan kesempatan untuk menjelaskan program ini karena ini berarti promosi untuk Indonesia”, imbuhnya. Dalam forum yang dimoderatori oleh dubes tetap Uni Emirat Arab untuk PBB, Lana Zaki Nusseibeh tersebut, Yenny diminta untuk memberikan pendapatnya atas rencana UN untuk membuat sebuah Rencana Aksi Penanggulangan Terorisme yang melibatkan lebih banyak peran perempuan dan anak muda didunia, utamanya dalam area pencegahan tindak pidana berbasis kekerasan. “Pelibatan perempuan dalam upaya pencegahan radikalisme mutlak dilakukan mengingat perempuan adalah salah satu korban utama ketika terjadi kekerasan dimasyarakat.”jawabnya. #unitednations #perserikatanbangsabangsa PBB
A post shared by Yenny Wahid (@yennywahid) on Mar 12, 2018 at 2:02pm PDT
Dalam pertemuan yang dihadiri pimpinan tinggi beberapa lembaga PBB itu Yenny diminta untuk menjelaskan dampak dari programnya.
Menurut Yenny, ketika masyarakat desa terutama kaum perempuan dikuatkan, maka dampak yang dihasilkan akan langsung terasa secara masif.
Hal ini dikarenakan adanya hubungan langsung antara perempuan yang berdaya dengan tingkat radikalisme.
BACA JUGA Jokowi Bertemu Istri Almarhum Gus Dur dan Istri Ahok, 2 Momen Terbaik Pernikahan Kahiyang ini Bikin Netizen Kagum Sekaligus Haru
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Pak Tarno Derita Sakit Stroke, Istri Pertama Ngaku Ogah Jenguk Gegara Kelakuan Bini Muda: Pelakor Itu!