Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- Gunung merapi kembali meletus pada Kamis (24/5/2018) pukul 02.56 WIB.
Hal ini disampaikan oleh Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui akun twitter pribadinya.
Amplitudo maksimum letusan yang terjadi pada Kamis dini hari tadi adalah sebesar 60 mm dengan tinggi kolom 6000 m ke arah Barat.
Letusan terjadi dengan durasi selama 4 menit.
BACA: Merapi Kembali Erupsi Dini Hari, Terdengar Suara Gemuruh dan Hujan Abu Selimuti Magelang
Suara gemuruh terdengar dari semua pos pengamatan gunung Merapi.
Gunung Merapi meletus lagi pada 24/5/2018, 02.56 WIB. BPPTKG melaporkan amplitudo maksimum 60 mm, tinggi kolom 6.000 m arah ke Barat, durasi 4 menit dan terdengar suara gemuruh dari semua Pos Pengamatan G. Merapi. Hujan abu dan pasir di Magelang. Masyarakat evakuasi mandiri. pic.twitter.com/hksFdBWji5
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) May 23, 2018
Pukul 10.48 pagi, letusan kembali terjadi dengan durasi letusan selama 2 menit dan tinggi kolom letusan sejauh 1500 meter.
10.56 Telah terjadi letusan jam 10.48 WIB durasi 2 menit, tinggi kolom letusan 1500 m #merapiwaspada pic.twitter.com/AbJ2KALzZu |@BPPTKG
— IG: Merapi_News (@merapi_news) May 24, 2018
Hujan abu terjadi bahkan hingga pukul 12.42 siang hari ini di Magelang.
Seperti dikutip Grid.ID dari akun twitter @merapi_news yang mengunggah sebuah video pada 24 Mei 2018.
BACA: Kembali Keluarkan Letusan Freatik, Aktivitas Merapi Dinaikan dari Normal Jadi Waspada
12:42 Sampe kek Hujan abu tadi siang gini lur ???? di blabak Magelang pic.twitter.com/223qZhyc6H |@Deknanas
— IG: Merapi_News (@merapi_news) May 24, 2018
Tak hanya hujan abu, monyet ekor panjang di kawasan merapi juga mulai turun gunung.
Dikutip dari Kompas.com, beberapa monyet terlihat di Kantor Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) di Jalan Kaliurang Km 22, Hargobinangun, Pakem, Sleman, yang berjarak 8 km dari Gunung Merapi, Kamis (24/5/2018).
"Kalau di Telogo Putri biasa (monyet turun), tetapi kalau di sini tidak biasa," kata Kepala Balai TNGM Ammy Nurwati, Kamis.
Namun demikian, pihaknya belum bisa memastikan penyebab monyet tersebut turun.
BACA: Erupsi Merapi 11 Mei 2018, Tunda Dulu Liburan ke 3 Obyek Wisata Menarik Berikut
Bisa jadi karena lapar atau mulai tidak nyaman dengan erupsi Merapi.
"Mungkin sudah mulai tidak nyaman atau lapar dan mencari makan," katanya.
Dia mengimbau masyarakat agar bijak menanggapi fenomena tersebut dan diimbau juga tidak menangkap ataupun mengganggu kehidupan monyet tersebut.
"Intinya biarkan, jangan dimatikan. Kita butuh ruang, mereka (juga) butuh ruang," ucapnya.
BACA: Pernah Membunuh Ratusan Jiwa di Indonesia, Inilah Bahaya Letusan Freatik yang Dialami Gunung Merapi
Kepala Resort TNGM Pakem-Turi Teguh Wardaya menambahkan, aktivitas monyet ekor panjang ini ramai di wilayah Telogo Putri, Kaliurang.
"Di kawasan Kaliurang masih biasa, kalau Telogo Putri masih biasa. Kalau ada informasi yang lain saya belum ngerti," ucapnya.
Dia menjelaskan, aktivitas monyet masih seperti biasa.
"Kalau monyet hari libur pun turun. Ada yang ke bawah, saya tidak bisa mengatakan itu karena aktivitas gunung. Kalau menurut pantauan teman-teman, seperti biasa," ucapnya.
BACA: Begini Potret Kelabu Kota Yogyakarta Pasca Erupsi Gunung Merapi
Para pedagang pun sudah mempersiapkan diri jika sewaktu-waktu ada serangan monyet yang mencuri makanan.
"Mereka (pedagang) sudah mengamankan," katanya.
Sebelumnya, aktivitas Gunung Merapi dinaikan dari normal menjadi waspada pada 21 Mei 2018 pukul 23.00 WIB
Hal ini seperti laporan peningkatan aktivitas Gunung Merapi yang dikeluarkan PusatVulkanologi dan Mitigasui Bencana Geologi, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi.(*)
Tangis Nunung Pecah saat Singgung Soal Kariernya di Dunia Hiburan, Sebut Perannya Kini Sudah Tergantikan
Source | : | Kompas.com,Twitter |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |