Grid.ID - Periode tahun 2000 an sampai 2006 boleh dibilang Malaysia sebagai macan Asia Tenggara.
Namun berbeda dengan sekarang, Malaysia seperti Macan Ompong tanpa kuku.
Perdana Menteri Malaysia tertua di dunia, Mahathir Mohamad membuat pernyataan dirinya sebagai kepala negara akan membuka rekening donasi Tabungan Harapan Malaysia atau Hope Fund.
Rekening donasi itu sengaja dibuka untuk melunasi utang negara Malaysia sebesar 1 triliun Ringgit (Rp 3.500 triliun).
BACA : Sungguh Mulia, Berbekal Naik Sepeda Motor Aiptu Nasaruddin Bonceng Ibu dan Jasad Bayinya
Pernyataan itu disampaikan oleh Mahathir saat konferensi pers sesudah rapat kabinet mingguan (30/5).
Mahathir membuka rekening donasi tersebut karena terinspirasi dari salah satu warga Malaysia yang berbuat serupa, Nik Shazarina Bakti dengan nama donasi Please Help Malaysia.
Please Help Malaysia bentukan Nik Shazarina di situs GoGetFunding sejak pekan lalu telah mengumpulkan dana Rp 48,8 juta.
Diharapkan pengumpulan dana di Please Help Malaysia dapat mencapai Rp 1,4 miliar saat ditutup pada 21 juli mendatang.
"Banyak warga Malaysia yang setelah mendengar kondisi utang negara berniat membuka donasi. Kami menyambut langkah patriotik mereka," kata Mahathir seperti dikutip dari Kompas.com.
Perdana Menteri berusia 92 tahun tersebut akan segera mengumumkan nomor rekening donasi itu.
Serta hasil donasi akan diserahkan ke Kementerian Keuangan Malaysia.
Akibat dari hutang Malaysia yang mencapai Rp 3.500 triliun itu membuat meningkatnya biaya hidup rakyat Malaysia.
Hal ini membuat pemerintah Malaysia pusing bukan kepalang lantaran hutang negara itu sangat mencekik perekonomian negeri Jiran.
Kita belum pernah menghadapi masalah seperti ini sebelumnya. Dulu kita tak pernah memiliki utang lebih dari 300 miliar ringgit, tetapi kini mencapai 1 triliun ringgit," ujar Mahathir.
Langkah pertama Mahathir untuk menyelamatkan Malaysia dari kebangkrutan adalah dengan memberlakukan kembali pajak penjualan dan servis (SST).
Namun ia juga memberlakukan lagi subsidi bahan bakar untuk menekan meningkatnya biaya hidup rakyat Malaysia.
Tapi langkah Mahathir ini dinilai berbahaya lantaran bakal memperbesar defisit anggaran di berbagai sektor.
Di masa kampanye bahkan mantan PM Najib Razak yang kini jadi pesakitan sudah memperingatkan langkah-langkah ekonomi yang disarankan oleh Mahathir bisa memperburuk utang Malaysia lebih dari 1 triliun Ringgit.
Namun hal itu terpaksa harus dilakukan karena jumlah temuan terbaru utang negara Malaysia mencapai 65 persen dari GDP sehingga terancam tak bisa membayar.
Jauh dengan utang Indonesia yang berkisar 27 persen dari GDP dan masih dibatas 'sangat aman.'(*)
Gagal Move On dan Tak Terima sang Mantan Pacar Sudah Punya Kekasih Baru, Pria Ini Culik sang Wanita tapi Keciduk Polisi, Begini Akhirnya
Source | : | Kompas.com,Channel News Asia,scmp |
Penulis | : | Seto Ajinugroho |
Editor | : | Seto Ajinugroho |