Laporan Wartawan Grid.ID, Nindya Galuh A.
Grid.ID - Kepergian Razan al-Najjar membuat semua warga Palestina berduka.
Sukarelawan medis ini menjumpai maut saat hendak menolong korban terluka diperbatasan Gaza.
Saat itu, Najjar masih menggunakan rompi paramedis, tak bersenjata, tak melakukan ancaman apapun dan hanya sibuk menolong para demonstran yang terluka.
Namun tiba-tiba saja sniper Israel membrondong Najjar dengan dua atau tiga peluru hingga mengenai dadanya.
(BACA JUGA: Sempat Ada Masalah, Nikita Mirzani Akhirnya Masukan Anak ke Pesantren)
"Dia mengangkat tangannya tinggi-tinggi dengan cara yang jelas, tetapi tentara Israel melepaskan tembakan yang tepat di dadanya," saksi, yang meminta tak disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters.
Para perwira Israel sebelumnya mengatakan bahwa penembak jitu tentara hanya menargetkan orang-orang yang menunjukkan ancaman.
Tetapi peluru terkadang menyasar pada target yang tak bisa diprediksi.
Tentu saja hal ini membuat warga Palestina marah.
(BACA JUGA: Setelah Extended Version, BTS Siap Luncurkan Lagu Fake Love Versi Rock Remix nih!)
Sementara, ibunda Najjar, Sabreen mengungkap fakta baru mengenai kematian putrinya.
Ia mengatakan bahwa putrinya sejak awal memang sudah ditargetkan.
"Pasukan Israel tahun Razan, mereka tahu putriku adalah petugas medis."
"Dia sudah menjadi sukarelawan sejak 30 Maret," kata Sabreen.
(BACA JUGA: Pertama Kali Coba MPASI, Wajah Raphael Moeis, Anak Sandra Dewi Jadi Sorotan Netizen!)
"Putriku memang sudah jadi target para sniper Israel."
"Peluru itu menghujam tepat di dadanya, itu bukanlah peluru nyasar," tambahnya.
Melansir Middle East Eye, terungkap kemungkinan Najjar telah membuat geram para pasukan Israel.
Hal tersebut dimulai ketika seorang petugas medis bernama Mousa Abu Hassanein tewas ditembak pasukan Israel.
(BACA JUGA: Stres Lebih Banyak Dialami Wanita Daripada Pria, Sebabnya Mengejutkan! Berikut Hasil Penelitiannya)
Kematian Mousa membuat para sukarelawan lain geram.
Demi menyuarakan kematian Mousa, Najjar melakukan wawancara yang dipublikasikan ke media sosial.
Dalam media sosial itu Najjar mempertanyakan mengapa petugas medis yang membantu korban justru ditembak mati.
"Kami menyaksikan banyak serangan oleh pasukan Israel, paramedis dan jurnalis pun jadi target," kata Najjar dalam wawancaranya.
(BACA JUGA: Rayakan Ulang Tahun Ayah Rozak, Keberadaan Ayu Ting Ting Dipertanyakan!)
"Saya ingin seluruh dunia melihat, mengapa pasukan Israel menargetkan kami yang hanya paramedis ini?"
"Kami bahkan tidak melawan, tidak menyerang dan tidak melakukan apapun yang membahayakan."
"Kami hanya menyelamatkan orang yang terluka, mencoba menyembuhkan luka mereka,"
"Jadi, tolong jawab kenapa mereka menargetkan kita juga?" tambahnya.
(BACA JUGA: Nggak Cuma untuk Orang Dewasa, Inilah Pilihan Sneakers yang Nyaman Banget Buat Si Buah Hati)
Sahabat dan keluarga Najjar menduga ini adalah alasan kuat kenapa sniper Israel menyerang Najjar.
Melansir Intisari, dari akun @IDFSpokesperson pada tanggal 31 Maret 2018 (yang sekarang telah dihapus), pasukan militer Israel dikenal tak pernah gagal saat menembak target.
Mereka selalu tahu target mereka, dan tahu di mana peluru itu akan bersarang.
Sementara itu, Najjar dimakamkan pada Sabtu (2/6/2018).
(BACA JUGA: Ramai di Sosial Media, Inikah Sosok Sniper Israel yang Tembak Razan Najjar sang Relawan Medis Asal Palestina?)
Saat pemakamannya ribuan orang hadir mulai dari warga sipiil, keluarga dan kerabat, serta rekan-rekan relawan medis yang turut berjuang bersama Najjar.
Kematian najjar juga meninggalkan kesedihan bagi begitu banyak orang yang terlibat di konflik jalur Gaza.
(*)
Source | : | Dailymail,Reuters,intisari,Middle East Eye |
Penulis | : | Nindya Galuh Aprillia |
Editor | : | Nindya Galuh Aprillia |