Laporan wartawan Grid.ID, Dewi Lusmawati
Grid.ID- seorang perawat Palestina dilaporkan tewas terbunuh sniper Israel.
Dalam insiden itu, perawat berusia 21 tahun tersebut sedang mencoba membantu pengunjuk rasa yang terluka di perbatasan Gaza.
Wanita muda berparas cantik tersebut segera bergegas ke area berbahaya untuk menolong korban terluka.
Perawat tersebut bernama Razan al Najjar.
Niat baik Najjar rupanya mengantarkannya pada maut.
Dari seberang pagar, sejumlah peluru meluncur dan tepat mengenai bagian dadanya.
Tak lama setelah kejadian ini, Najjar dinyatakan meninggal dunia pada Jumat (1/6/2018).
Peristiwa menyedihkan yang menimpa Razan Najjar menarik perhatian seluruh penjuru dunia.
Padahal seperti dikutip Grid.ID dari Hukum Humaniter, terdapat sejumlah aturan yang membatasi hak dari pihak yang berperang.
Dalam Hukum Humaniter atau hukum perang, terdapat sejumlah aturan yang berlaku dalam sengketa bersenjata.
Salah satunya memberi perlindungan pada kesatuan-kesatuan kesehatan sipil.
Kesatuan kesehatan sipil meliputi anggota Dinas Kasehatan dan Dinas Keagamaan, serta mereka yang melakukan kegiatan-kegiatan kesehatan seperti penduduk Sipil dan Perhimpunan Palang Merah Nasional serta Perhimpunan bantuan lainnya.
Israel Ungkap Penyelidikan Awal Kematian Relawan Medis Palestina, Razan Al-Najjar
Bahkan kesatuan-kesatuan kesehatan sipil tersebut harus diperbolehkan mengumpulkan dan merawat orang-orang luka, sakit dan korban karam, meskipun didaerah yang diserbu dan diduduki.
Mereka juga harus diizinkan mencari korban yang tewas serta melaporkan lokasinya.
Hal inilah yang menyebabkan banyak pihak bertanya-tanya, kenapa Razan sampai terbunuh ditangan tentara Israel.
Militer Israel mengumumkan temuan awal dalam penyelidikannya terhadap insiden ini.
Militer Israel menyatakan bahwa peluru tentaranya tidak ditargetkan menembak kepada para petugas medis.
"Sejumlah kecil peluru ditembakkan selama insiden itu, dan tidak ada tembakan yang sengaja atau langsung ditujukan kepadanya," demikian pernyataan militer Israel seperti dikutip dari Kompas.com.
Pesan Terakhir Razan Sebelum Tewas di Tangan Tentara Israel: 'Paramedis dan Wartawan Jadi Sasaran'
Namun, penyelidikan akan terus berlanjut dan kesimpulannya disampaikan ke departemen Militer Advokat Umum.
Utusan PBB untuk Timur Tengah Nickolay Mladenov menegaskan bahwa petugas medis seperti Razan bukanlah sasaran dalam kancah pertempuran.
"Israel perlu menyesuaikan penggunaan senjata pada pasukannya dan Hamas harus mencegah insiden di pagar perbatasan," ujarnya di akun Twitter pribadinya.
Medical workers are #NotATarget! My thoughts and prayers go out to the family of #Razan_AlNajjar! #Palestinians in #Gaza have had enough suffering. #Israel needs to calibrate its use of force and Hamas need to prevent incidents at the fence. Escalation only costs more lives.
— Nickolay E. MLADENOV (@nmladenov) 2 Juni 2018
Demonstrasi di jalur Gaza seringkali diwarnai bentrokan antara rakyat Palestina dengan tentara Israel.
Namun demikian, dalam sebuah unggahan akun twitter resmi IDF (Pasukan Pertahanan Israel), pihak Israel terlihat menyalahkan Palestina.
Seperti dikutip Grid.ID dari akun @IDFSpokesperson yang mengunggah sebuah video pada 7 Juni 2018.
Terinspirasi Perawat yang Gugur di jalur Gaza, Seorang Bayi Mungil Diberi Nama Razan al-Najjar
Dalam video berdurasi 27 detik tersebut, terekam seorang wanita berjilbab hitam, jaket putih dan mengenakan masker tengah melemparkan sebuah granat.
"Tenaga medis ini dihasut oleh para hamas
Untuk menyerahkan hidupnya untuk tujuan mereka," isi tulisan dalam video.
Dalam detik ke 10, terlihat cuplikan rekaman wawancara yang dilakukan jurnalis pada Razan Najjar.
"Saya Razan Al-Najjar, saya di sini di garis depan dan saya bertindak sebagai perisai manusia," tulisan dalam video.
Rekaman singkat itu berakhir dengan kata-kata dalam bahasa Inggris yang berarti, "Hamas menggunakan paramedis sebagai perisai manusia".
Kesaksian Rekan Razan al-Najjar Saat Ditembak Sniper Israel, Menangis dan Ucapkan Kata Terkahir
Hamas' use of human shields must stop. pic.twitter.com/jHayih3wNq
— IDF (@IDFSpokesperson) June 7, 2018
Hamas adalah organisasi Islam Palestina.
Sejak tahun 2007, Hamas telah memerintah Jalur Gaza, setelah memenangkan mayoritas kursi di parlemen Palestina pada pemilihan parlemen tahun 2006.
Hamas lebih dikenal sebagai kelompok pejuang kemerdekaan Palestina yang menguasai Jalur Gaza.
Cuplikan video yang diunggah IDF tersebut sangat bertentangan dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh ibu Razan.
"Ini adalah senjata yang digunakan putriku untuk melawan Zionis (menunjukkan rompi milik Razan yang berlumur darah).
Ini adalah senjatanya.
Dan ini adalah amunisi senjata putriku (menunjukkan kain kasa medis).
Ini adalah kartu identitas putriku untuk melihat apakah dia teroris atau bukan (menunjukkan kartu ID milik Razan).
Tapi merekalah yang teroris (zionis).
Orang yang membanggakan kemanusiaan, meninggalkan kami tanpa hak.
Dimanakah letak kemanusiaan?.
Dimana?.
Bahkan rompi ini tidak menyelamatkannya dari mereka (zionis)," ujar ibunda Razan dalam sebuah rekaman video.
Sempat Mengangkat Tangan Sebelum Tewas, Mengapa Razan Najjar Tetap Ditembak Tentara Israel?
Razan Najjar was a 21-year-old Palestinian medic. She was murdered by an Israeli sniper while giving medical aid to wounded protesters.
Her heartbroken mother goes through the clothing and ID she was wearing the moment she was killed. pic.twitter.com/bF1hH5pX9w
— CJ Werleman (@cjwerleman) 3 Juni 2018
"Dia adalah anggota tim paramedis wanita pertama di Gaza.
Razan adalah anggota tim paramedis wanita pertama di Gaza yang bekerja di lapangan," lanjut ibu Razan dalam rekaman itu.(*)
Source | : | Twitter,kompas |
Penulis | : | Dewi Lusmawati |
Editor | : | Dewi Lusmawati |