Tepat di seberang salah satu bangunan dengan desain terbaik sepanjang sejarah arsitektur modern, Hundertwasserhaus di Wina, Austria terdapat sebuah museum mungil yang menampilkan sisi lain dunia seni dimana para pemalsu dan para penipu ulung bergentayangan
Grid.ID - Puluhan lukisan karya maestro dunia macam Klimt, Rembrandt dan Matise terpajang di galeri yang tampak tidak lebih besar dari Museum Affandi di Yogyakarta tersebut.
Jika bukan karena penjelasan gamblang di depan museum bahwa karya-karya di dalamnya merupakan karya palsu dan replikasi, orang awam barangkali bisa tertipu mentah-mentah.
Sebab alih-alih mengutuk praktik pembajakan, museum ini sengaja dibangun untuk merayakan 'seni pemalsuan'.
Donald Trump Tidak Lebih Baik dari Kim Jong Un, Mengapa?
Demikian Museum of Art Fakes (Fälschermuseum) menampilkan sisi lain dunia seni.
Galeri mungil yang menyempil di antara deret bangunan di Wina, Austria ini berada di seberang Hundertwasserhaus.
Dalam webnya, Museum of Art Fakes menjelaskan bermacam lukisan yang mereka miliki berasal dari berbagai kegiatan pemalsuan lukisan: mulai dari menciptakan karya baru yang seolah-olah merupakan karya seniman tersohor dan belum pernah dipublikasikan hingga karya terkenal yang direplikasi total dan sangat mirip lukisan aslinya.
Kisah Pembelot Korea Utara, Melarikan Diri dan Makan Tikus Demi Bertahan Hidup
Museum ini juga menampilkan karya pemalsu lukisan terkenal, Tom Keating yang mengklaim telah memalsukan lebih dari 2.000 karya.
Selain itu Museum of Art Fakes juga menampilkan buku harian palsu yang konon ditulis Adolf Hitler.
Memalsukan karya dengan meniru lukisan sedemikian mirip bukan perkara mudah dan Museum of Art Fakes memberi apresiasi nyata pada sisi lain dunia seni tersebut. (*)
Source | : | Atlas Obscura |
Penulis | : | Aditya Prasanda |
Editor | : | Aditya Prasanda |