Grid.ID - Seperti yang kita ketahui saat ini rupiah tengah melemah terhadap dolar, hal ini tentunya mengingatkan kita mengani kondisi ekonomi Indonesia pada 1998.
Dampak dari krisis dapat dirasakan oleh semua pihak. Bahkan tak hanya manusia yang dibuat semrawut, satwapun juga merasakan imbas dari krisis moneter yang luar biasa.
Harimau penghuni kebun binatang terpaksa "dipuasakan", sementara gajah hanya disuguhi batang pisang.
Sebaliknya, ada yang justru diutungkan. Perajin wayang golek di Bogor, gembira menuai dolar.
Baca Juga : Eksklusif: Ibunda Jonatan Christie Beberkan Barang Favorit Anaknya nih!
---
“Sebetulnya sampai 31 Maret 1998 yang kelimpungan adalah kontraktor penyuplai pakan satwa kebun binatang. Karena mereka harus menyediakan pakan dengan volume, mutu, dan harga sesuai perjanjian kontrak yang dilakukan pada saat kondisi normal," kata Ir. Atje Dimjati Salfifi, waktu itu kepala badan pengelola Kebun Binatang (KB) Ragunan Jakarta.
Sebagai satu-satunya kebun binatang milik Pemda Tk. I, KB Ragunan menerima kucuran dana lewat APBD DKI Jakarta.
Dengan dana anggaran itu lalu pihak KB Ragunan menenderkan pengadaan pakan kepada kontraktor penyuplai pakan.
Ketika terjadi krisis moneter, pendanaannya masih dalam tahun anggaran 1 April 1997 - 31 Maret 1998, dengan anggaran sebesar Rp1,5 miliar.
Baca Juga : Sempat Salah Jurusan Kuliah, Zeezee Shahab Buktikan Bisa Sukses dengan Passion
Sementara itu untuk anggaran tahun berikutnya baru akan berlaku tanggal 1 April 1998 – 31 Maret 1999, dan masih dalam proses penyusunan ketika Intisari menemui kepala KB Ragunan pada awal April 1998.
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |