Meski memiliki utang hingga miliaran dolar, ia mengakalinya dengan cara tak memperlihatkan kesusahannya.
Dengan cara itu, rekan-rekan bisnisnya tidak akan lari darinya.
“Saat itu saya jatuh miskin. Bahkan saya jauh lebih miskin dari pengemis.
Ini karena saya memiliki hutang yang sangat besar. Hutang saya saat itu sekitar USD 1 miliar.
Di saat yang sulit ini biasanya sahabat-sahabat kita, rekan-rekan kita semua lari.
Karena itu di saat yang sulit ini, kita tidak boleh memperlihatkan kita sedang terpuruk.
Jangan perlihatkan kita sedang gelap.
Seperti yang diajarkan ayah saya Achmad Bakrie; jangan biarkan dirimu di tempat yang gelap, karena di tempat yang gelap bayangan pun akan meninggalkanmu.
Maka saat susah itu saya tetap tegar dan tidak menunjukkan keterpurukan.
Bahkan saya terpilih jadi ketua umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk yang kedua kalinya.