Pelaku pesugihan kandang bubrah harus selalu memperbaiki rumahnya karena utusan setan kerap datang merusak. Pada akhir hidupnya, pelaku pesugihan akan jadi tiang penyangga rumah untuk selamanya.
Asih mulai melihat kejanggalan gelagat sang suami bila berhubungan dengan rumah mereka. Kerusakan-kerusakan di rumah yang prosesnya tak lazim juga tak luput dari pengamatannya.
Hatinya hancur saat mengetahui suaminya terlibat pesugihan.
Asih menemui Setan Jawa (Luluk Ari) untuk meminta pengampunan agar sang kekasih tidak menjadi tiang penyangga rumah saat ajalnya tiba.
Namun setan itu kemudian jatuh cinta pada Asih. Setan berjanji mengampuni Setio asalkan Asih mau merelakan tubuhnya untuk dia.
Menonton “Setan Jawa” serasa membaca kisah rakyat yang diwujudkan ke dalam bentuk visual, dilengkapi dengan musik apik yang menambah roh cerita.
“Setan Jawa” terdiri dari beberapa bab yang selalu diawali narasi singkat berisi ringkasan cerita di setiap bagian.
Ini membuat alur “Setan Jawa” mudah dipahami meski tanpa dialog dan sebagian besar gerak pemain diekspresikan dalam bentuk tarian.