Laporan Wartawan Grid.ID, Ries Mariana
Grid.ID – Namanya sontak menjadi perbincangan ketika ia berhasil memenangkan piala Oscar di tahun 2012.
Kathryn Bigelow merupakan sosok sutradara wanita pertama yang berhasil menggaet piala Oscar, setelah 88 tahun lamanya tidak pernah ada pemenang sutradara wanita di ajang bergengsi tersebut.
Kathryn dan film yang mengantarkan kesuksesannya Kathryn adalah wanita kelahiran San Carlos, California, 27 November 1951 ini adalah sutradara wanita yang berhasil meraih Piala Oscar pertama di tahun 2010 dalam filmnya The Hurt Locker (2008).
Kathryn berhasil memenangkan nominasi untuk sutradara wanita setelah sebelumnya tercatat nama-nama besar seperti Sofia Coppola untuk film berjudul Lost in Translation pada tahun 2003, Jane Campion untuk film The Piano pada tahun 1993, dan Lina Wertmuller untuk film Seven Beauties pada tahun 1975.
BACA JUGA: Selama 88 Tahun, Cuma Kathryn Bigelow Sutradara Wanita Pertama Peraih Piala Oscar
Kathryn dan kehidupan pribadinya Bigelow adalah istri dari mantan suaminya, James Cameron. James Cameron sendiri tercatat sebagai sutradara film Titanic dan Avatar. Sayang perkawinan mereka kandas di tengah jalan.
Kathryn adalah anak tunggal. Ayahnya adalah manajer pabrik cat dan ibunya seorang pustakawan.
BACA JUGA: Pembalap Muda Asal Indonesia Ini Masuk Dalam Daftar Wanita Inspiratif Dunia
Kathryn dan kariernya Kathryn Bigelow adalah sutradara produktif, baik untuk film layar lebar, film pendek, maupun film komersial.
Kathryn mengawali kariernya di dunia seni, tepatnya di Whitney Museum of American Art, New York City membawanya sukses ke dunia film.
Kathryn tercatat sebagai sarjana program magister film di Universitas Columbia.
Kathryn bergabung dengan Art & Language dan bekerja sama untuk artis konseptualis, Lawrence Weiner.
Kathryn merupakan pengajar di California Institute of the Arts. Ia mendalami program studi seni lukis kanvas di San Francisco Art Institute.
BACA JUGA: 4 Wanita yang Sukses Berkarir di Teknologi, yang Nomor 4 Masih Muda.
Kathryn dan filosofinya “Saya telah menghabiskan cukup banyak waktu untuk berpikir apa sebenarnya yang menjadi bakat saya, dan betul-betul percaya bakat sayaadalah dalam mengeksplorasi dan memaksimalkan medianya. Ini bukan soal mematahkan peran gender atau tradisi gender “ – Kathryn Bigelow (2009).