Bila pengguna membuka aplikasi GO-JEK yang sudah diperbaharui, layanan GO-MASSAGE, GO-CLEAN, GO-AUTO, dan GO-GLAM masih terlihat berada di dalam aplikasi. Namun saat memilih layanan tersebut, pengguna akan dialihkan ke aplikasi GO-LIFE.
Menurut Co-Founder GO-LIFE, Dayu Dara, ada beberapa alasan mengapa GO-LIFE kini terpisah dari aplikasi GO-JEK.
Alasan pertama yakni GO-JEk dinilai sudah memasuki tahap dewasa sehingga iterasinya bisa berlangsung bulanan atau tiap dua minggu.
"Sementara GO-LIFE layanan yang sangat baru dan membutuhkan sekali independensi, otonomi untuk melakukan iterasi. Iterasi itu peluncuran feature, atau perbaikan versi. Itu (iterasi) lebih sering dari GO-JEK.
Kita pengennya bisa weekly atau daily. Kita pengen seperti itu," ujar Dayu ketika ditemui di acara Local Startup Fest, Senayan City, baru-baru ini.
"Keberadaan GO-LIFE dalam GO-JEK itu agak sulit karena kita harus mengikuti selalu cycle-nya GO-JEK.
GO-JEK enggak bisa dipersering karena mereka lebih kompleks. Mereka memiliki kompleksitas sendiri dan di level maturity yang berbeda.
Akhirnya kita pisahkan agar GO-LIFE bisa iterasi lebih cepat," jelasnya lagi.
Saat ini, pengguna yang memakai layanan GO-LIFE belum bisa menggunakan fitur GO-PAY dan harus membayar secara tunai.
Namun Dayu meyakinkan bahwa fitur GO-PAY secepatnya akan bisa digunakan di aplikasi GO-LIFE.
"Ada satu dua hal yang perlu kita rapikan. Tapi dalam hitungan bulan GO-PAY seharusnya sudah ada. Dalam waktu dekat sekali," ucapnya.