Grid.ID - Di saat kondisi keuangan tidak memadai, beli mobil bekas tidaklah salah, apalagi jika kebutuhan kamu sudah terpenuhi oleh mobil tersebut.
Masalahnya, mobil bekas kondisinya tidak sebaik mobil baru, apalagi jika usia pakainya sudah panjang.
Untuk itu, kewaspadaan wajib ditingkatkan, dan paling penting, tidak gegabah dengan mencari pembanding.
Pengalaman Agung Putro, salah satu pembeli mobil bekas, bisa dijadikan pelajaran, betapa pembanding adalah hal yang wajib dilakukan.
Memang waktu kamu akan terbuang, namun usaha yang kamu lakukan akan terbayar ketika mendapat barang sesuai dengan keinginan.
”Saya cuma berbekal naksir pada pandangan pertama, karena mengincar warna pada mobil tersebut. Tanpa pikir panjang, saya langsung memberikan uang muka,” kata Agung dilansir Grid.ID dari KompasOtomotif (7/3).
“Bahkan saya tak sempat melakukan tes jalan, hanya dinyalakan saja mesinnya,” lanjut Agung.
Setelah melakukan transaksi pada penjual (perorangan), Honda City 2004 pun dibawa pulang.
Betapa kagetnya saat Agung mendapati mobil tak lagi balance.
Ban yang sudah tak standar ternyata membawa efek negatif pada laju.
Tidak cukup sampai di situ, beberapa poin minus mulai ketahuan, mulai dari transmisi yang meninggalkan bunyi, kelistrikan kurang normal, dan masalah pada sistem pendingin.
Menurut Teddy Rahmat, pebisnis mobil bekas dengan showroom utama Dave Car di kawasan Jatibening, Bekasi, ternyata konsumen model seperti Agung cukup banyak.
“Kalau cinta pada pandangan pertama sudah susah. Cari pembanding, minimal tiga atau empat mobil,” urai Teddy.
“Kalau beli dari pemilik langsung, wajib tahu sejarah kendaraan dan cara merawatnya, kalau dari showroom, pilih yang sudah resmi, terdaftar, dan ada identitasnya,” kata Teddy.
Teddy menjelaskan bahwa ketika mobil sudah masuk ke pedagang, minimal cat dibenahi, dipoles, sehingga tampak baru.
”Kalau membandingkan, catat plus minusnya, dan mulailah menghitung seberapa besar nilainya. Nanti akan ketahuan mana yang terbaik dari pandangan mata dan hasil uji coba,” tutup Teddy.