Grid.ID - Ternyata Nokia 105 merupakan ponsel pilihan ISIS untuk membuat pemicu bom.
Menurut data dari Conflict Armament Research (CAR), ISIS sering menggunakan Nokia 105 dibanding ponsel lainnya.
Ponsel ini merupakan jenis feature phone yang tidak memiliki kamera atau aplikasi canggih seperti smartphone.
Tidak ada kecanggihan yang tampak pada ponsel ini.
Hanya saja, ponsel ini tahan lama, baterai yang awet dan harganya relatif murah, sekitar AS$30 (sekitar Rp392 ribu).
ISIS menggunakan ponsel ini dengan dua fungsi.
Pertama, ponsel diletakkan pada bom yang akan diledakkan.
Kemudian ponsel kedua sebagai alat pengirim sinyal dengan menghubungi ponsel yang sudah diletakkan ke sebuah bom tadi untuk memicu ledakan.
Menurut CAR, militan ISIS membutuhkan ponsel murah yang bisa bergetar.
“Alasan lain ISIS memilih ponsel ini adalah ketersediaanya yang banyak, dan kenyamanan terhadap perangkat ini,” kata direktur operasi CAR kepada NBC.
Pasukan ISIS bisa memperoleh ponsel ini dalam jumlah besar dengan cara membelinya atau mencuri dalam jumlah yang besar.
Ketika mereka bisa mendapatkannya dalam jumlah yang besar sekaligus, akan lebih mudah dan cepat bagi mereka untuk membuat sebuah bom karena hanya menggunakan satu model ponsel.
Mereka juga lebih mudah untuk memberi pelatihan kepada anggotanya untuk membuat sebuah ledakan.
Pengetahuan membuat bom ini dilakukan secara sistematis dari pelatih kepada anggotanya, kemudian disebarkan kepada anggota lain,
ISIS telah melakukan improvisasi dan produksi bahan peledak. Hasil dari ledakan yang dibuat ISIS telah menewaskan 18.000 orang sejak Januari 2014 hingga Oktober 2015. (Intisari)