Grid.ID - Setahun sudah umur cucu Presiden Joko Widodo, Jan Ethes Srinarendra, Jumat (10/3/2017) ini.
Jan Ethes merupakan anak pertama dari putra Jokowi, Gibran Rakabuming Raka bersama sang istri Selvi Ananda.
Semenjak dilahirkan, Jen Ethes sudah berhasil menarik perhatian banyak netizen.
Meski sudah setahun, tentu dia belum bisa bicara lancar.
Dan, namanya balita, mereka lebih sering berkomunikasi lewat tangisan.
Suara tangisan bayi sering kali membuat orang tua panik.
Padahal, tangisan itu adalah komunikasi bayi. Hanya saja, kita sering tak tahu maksudnya, apakah lapar, popok basah, atau merasa kesakitan.
Aplikasi penerjemah tangisan bayi
Kini tak perlu takut gagal menerjemahkan tangisan bayi.
Termasuk Presiden Jokowi jikasedang bermesraan dengan cucunya.
Jika sang cucu menangis, dia bisa memanfaatkan aplikasi penerjemah bayi atau The Infant Cries Translator ini.
Para peneliti di Taiwan pun mengembangkan aplikasi yang bisa menerjemahkan suara tangisan bayi itu.
Aplikasi The Infant Cries Translator yang dikembangkan di National Taiwan University Hospital Yunlin ini dapat membedakan empat arti suara bayi saat menangis.
Aplikasi ini membantu memberikan informasi kepada orangtua untuk memahami bayi menangis karena lapar, mengantuk, sakit, atau karena popok basah.
Cara-caranya
Caranya, setelah mengunduh aplikasi di iOS dan Android melalui App Store ataupun Google Play, isilah data tanggal kelahiran bayi dan asal kebangsaan.
"Setelah bayi menangis, kita hanya perlu menekan tombol perekaman selama 10 detik. Kemudian, suara akan di-upload ke Cloud Drive," ujar peneliti Chang Chuan-yu.
Dari Cloud Drive, suara akan dianalisis, dan hasilnya akan dikirim ke telepon genggam atau handphone kita.
Nah, kita pun bisa membuat revisi apakah hasil terjemahan aplikasi tersebut sama dengan yang terjadi pada bayinya.
Orangtua bisa membuat pengaturan sendiri pada aplikasi saat bayi menangis karena lapar, popok basah, kesakitan, atau mengantuk.
Data di Cloud Drive akan terus diperbarui sesuai dengan suara tangisan bayi yang pernah direkam.
Peneliti mengungkapkan, tingkat akurasi aplikasi ini mencapai 92 persen untuk bayi berusia di bawah dua minggu.
Adapun untuk bayi di bawah satu atau dua bulan, akurasi 84 hingga 85 persen. Sementara itu, untuk bayi berusia empat bulan, akurasi bisa mencapai 77 persen.
Sebelum menciptakan aplikasi ini, mereka telah melakukan penelitian selama dua tahun.
200.000 sampel bayi
Peneliti mengumpulkan sekitar 200.000 suara tangisan bayi dari sekitar 100 bayi yang baru lahir. Semua suara itu dianalisis dengan melihat frekuensi jeritan.
Peneliti lain yang juga dokter anak, Chen Si-da, mengungkapkan, bayi yang baru lahir memiliki respons yang khas ketika merasa lapar.
Selain bersuara, mereka akan meronta-ronta tak terkendali.
Bayi juga akan menjilati bibirnya dan memutar kepala untuk mencari payudara ibu.
Salah satu pengguna The Infant Cries Translator, Guo Young-ming, mengaku bahwa aplikasi ini sangat membantunya untuk menentukan tindakan yang harus dilakukan ketika bayinya menangis.
Aplikasi ini membantu para orangtua, khususnya saat mengatasi anak pertama.
Bagaimana Bapak Jokowi, tertarik menggunakan aplikasi ini?