Grid.ID - Kesuksesan Ustaz Ahmad Al Habsyi menjadi dai populer bukan datang tiba-tiba.
Ada proses panjang yang dia lalui, dan banyak kisah yang menyertainya.
Jika kini ia menjadi pembicaraan karena poligami diam-diam dan digugat cerai istrinya, Putri Aisyah Aminah, itu bagian dari perjalanan hidupnya.
Dalam proses pencarian hidup, Al Habsyi sempat mencoba banyak hal.
Pada usia 13 tahun, Al Habsyi pernah ikut Lomba Pidato Tingkat Nasional 1993.
(BACA JUGA: Istri Kedua Bikin Kaget Mertua Ustad Al Habsyi, Kejadiannya Sangat Mengejutkan)
Dia mewakili Tsanawiyah (SMP) Kota Palembang dan harus bersaing dengan ratusan peserta dari seluruh Indonesia.
Dia masuk 10 besar dan sempat disalami Ibu Tien Soeharto, istri Presiden Soeharto, yang membuka acara itu.
Dari situ, dia mulai sadar bahwa memiliki ilmu akan mengantar pada kemuliaan.
"Jika seseorang memiliki ilmu, maka ilmu itu akan membuatnya mulia, apalagi berhubungan dengan agama," kata Al Habsyi kepada Majalah Intisari edisi 2007.
Karena itu, anak kedua dari 7 bersaudara ini kemudian minta pada ayahnya, Abubakar Al-Habsyi, agar dia dimasukkan ke pesantern.
"Sasya ingin menguasai ilmu agama, Abuya (panggilan hormat kepada ayah)," kata Al Habsyi.
Ia pun akhirnya dimasukkan ke Pesantren Arriyah yang dipimpin Ustaz Ahmad.
Sejak itu, dia mencoba mengambil banyak ilmu dari Ustaz Ahmad.
Suatu hari, Al Habsyi menangis karena sandal pemberian ayahnya hilang.
(BACA JUGA: Inilah Identitas Nama Istri Ke-2 Ustaz Al Habsyi Yang Dinikahi 7 Tahun Lalu di Mekkah, Ternyata Satu Kota Kelahiran)
Tak dinyana, sang guru Ustaz Ahmad datang menghampiri.
"Ahmad, nanti Abuya belikan sandal yang jauh lebih bagus, tapi janji, kamu harus ikut Abuya ceramah," tegur Ustaz Ahmad.
Sejak itu, Al Habsyi sering mengikuti Ustaz Ahmad ceramah.
Dia membantu sang guru membawakan buku dan keperluan lainnya.
Namun, justru dengan cara itu dia mendapat banyak ilmu dari sang guru.
Melihat Ahmad belajar sungguh-sungguh, sang guru terkesan dan banyak berpesan.
Menginjak tahun keempat di pesantren, ustaz Ahmad wafat.
Ini memukulnya dan selepas dari pondok, tak ada yang mengawasinya.
Al Habsyi pun bergaul dengan teman-temannya yang senang fashion, modelling, dugem, begadang, sekadar nongkrong, atau berkelakar.
"Walau tak pernah mencoba minuman keras atau narkoba, kecuali sedikit merokok, saya lupa kalau saya santri. Baju akhirat saya lepaskan," sesal Ahmad.
Tahun 2000, ia ke Jakarta untuk casting.
Teman-teman membujuknya menjadi artis sinetron, jalan pintas menuju dunia selebritas.
(BACA JUGA: Pengacara Bocorkan Umur Istri Kedua Ustaz Al Habsyi, Ternyata..)
Segala petuah sang guru bak tersaput oleh bayangan hidup keduniawian. Beruntung, ketika terti- dur di mobil dalam perjalanan ke ibukota, tiba-tiba almarhum ustaz Ahmad hadir dalam mimpinya, lalu membentak dalam bahasa Arab,
"Berdiri kamu! Bangkit kamu!" sang guru menarik lidahnya, menusukkan pena dan menuliskan sesuatu di lidah itu sambil terus membentak, "Bangun! Bangkit!"
"Hati-hati. Gurumu tak suka pada apa yang kamu lakukan. Ia mengingatkanmu akan ilmu yang telah susah payah diberikan padamu, tapi tidak kau amalkan," kata temannya memberi masukan soal mimpi itu.
Almarhum gurunya telah menuntun Ahmad kembali.
Sang ibu, Syarifah Mardiah Shahab pun menghibur, "Nak, banyak cara yang lebih berkah dan dihargai untuk masuk teve. Caramu itu akan membuatmu lupa salat. Yang memberi rezeki bukan mereka, me- lainkan Allah."
Setelah kejadian itu, Ahmad meneruskan langkahnya sebagai mubalig.
Tahun 2002-2004, ia diundang pejabat Menteri Besar Pahang untuk ikut "Safari Dakwah" di beberapa kota di Malaysia.
Panggilannya kini ustaz Ahmad, sama seperti panggilan gurunya.
Tahun 2005, ia terpilih mendampingi Ustaz Jeffry Buchory (Uje) dalam acara "Sambut Ramadhan" di Palembang tanpa diseleksi.
Ia sendiri kaget saat SCTV mengontaknya. Semua serba mendadak.
Akhirnya, kesampaian juga niat Ahmad masuk teve.
Sejak itu, dia semakin populer hingga bertemu salah satu jamaahnya, Putri Aisyah Aminah dan menikah pada 2006.