Find Us On Social Media :

Tinggal di Kandang Sapi, Mbah Siati di Jember Ini Berjuang Sendiri Mencari Nafkah

By Way, Senin, 20 Maret 2017 | 14:58 WIB

mbah Siati

Grid.ID-  Beberapa waktu lalu netizen dihebohkan oleh berita penelantaran nenek berusia 92 tahun di China.

Nenek itu menempati kandang babi sebagai tempat tinggalnya, karena anaknya tidak mau direpotkan.

Cerita lansia di Indonesia, bernama mbah Siatu ini lebih mengenaskan.

Hidupnya sendiri.  

Satu-satunya anak yang ia lahirkan, sudah meninggalkannya beberapa tahun lalu.

Sehari-hari ia melewati kesendiriannya itu di kandang sapi  milik tetangga sebagai rumah tinggalnya. 

Praktis semua aktivitasnya, mulai dari makan, tidur, dan lain-lain ia lakukan di kandang tersebut.

Kisah ini terjadi di Desa Patemon, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

BACA JUGA (Saat Nenek Usia 67 Tahun Dipersunting Pria Berondong 24 Tahun, Ini yang Terjadi Ketika Ijab Kabul!)

Seperti dilansir Grid.ID dari laporan kontributor kompas.id di Jember, Ahmad Winarno, mbah Siati ini tampaknya sudah pikun.

Jangankan ditanya keluarganya, usianya sendiri juga tidak tahu.

Tak pernah mengeluh

Meski tinggalnya di kandang sapi, ia tidak pernah mengeluh. 

Bahkan ia merasa nyaman dengan kemandiriannya itu.

“Nyaman neng ka' enjeh, tak merepot ka oreng (enak di sini, enggak merepotkan orang lain)," ungkap Mbah Siati yang berbicara dalam bahasa Madura.

Meski tetangganya sering memberi bantuan, ia tidak mau merepotkan tetangga sekitarnya.

Ia merasa malu jika sampai merepotkan tetangga.

"Todus ngerepotkan tetanggeh (malu merepotkan tetangga)," ucapnya.

Sebenarnya, Abdur Rohim, pemilik kandang sapi Abdur Rohim yang ditempati Mbah Siati sudah membujuknya untuk tinggal di rumahnya.

Namun, tawaran itu ia tolak.

Untuk menyambung hidupnya,  mbah Siati pantang menyerah. 

Meski sudah tau renta, lansia ini masih mencari penghasilan.

BACA JUGA (Malang Benar Wanita Ini, Gara-gara Haid Harus Tidur Bareng Hewan)

Sehari-hari ia meneluri tepian sungai untuk memetik kangkung yang tumbuh liar. 

Selanjutnya hasilnya dijual di Pasar Arjasa

Ini semua ia lakukan untuk membeli beras.

"Nyare kangkung pas e jual e pasar, gebey mele beres (Cari kangkung lalu saya jual lagi di pasar untuk buat beli beras)," tuturnya.

Tak tersentuh bantuan

Ironisnya, di saat pemerintah tengah menggalakkan pengentasan kemiskinan, mbah Siatu tidak ikut menikmati.

Salah satu tokoh pemuda desa setempat, Ribut Supriadi, menjelaskan, Mbah Siati sama sekali tidak tersentuh bantuan pemerintah.

"Jangankan bantuan,  beras untuk orang miskin (raskin) dia tidak dapat." 

Apalagi data kependudukan, seperti KTP dan KK, dia juga tidak punya," ujar Ribut.

Maka tidak heran, kalau tak ada yang tahu persis berapa usianya. 

Sementara Mbah Siati sendiri juga bingung kalau ditanya berapa usianya.

Warga sekitarnya hanya menebak-nebak. 

Diperkirakan, nenek ini berusia 85 tahun. (*)