Seluruh lantai rumah Tampi yang kini ditempati bersama suami barunya, berlantaikan tanah.
Tidak ada perabot mewah di dalam rumah Tampi. Hanya ada satu lemari kayu, dan kasur kapuk tipis berukuran sekitar 2x1 meter yang digelar di lantai tanpa dipan atau ranjang.
Tak ada peralatan elektornik, semisal tv ataupun kulkas. Bahkan untuk memasak mereka menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu bakar.
"Listrik rumah ini saja masih nyambung dari rumah sebelah. Belum pasang listrik sendiri," katanya.
Sehari-hari Rokim bekerja sebagai buruh serabutan dengan penghasilan Rp 50 ribu hingga Rp 95 ribu.
Sementara istrinya yang juga bekerja sebagai buruh dan tukang pijat ini, berpenghasilan Rp 30-40 ribu per hari.
Meski keduanya hidup dalam kesederhanaan, namun keduanya tampak bahagia.
Mereka tidak memiliki banyak keinginan, selain dapat hidup bersama hingga maut memisahkan ajal mereka.(*)
BACA JUGA