Grid.ID - Maling kok minta maaf?
Itulah yang dialami dua rumah di Desa Ngasem, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Jawa Timur.
Dua rumah bersebelahan di desa itu, saat dini hari disatroni empat kawanan perampok.
Satu rumah milik petani jeruk bernama Slamet, satu rumah lainnya milik mertuanya, Romli.
Mereka tinggal bersebelahan.
Perampokan pertama berhasil menggasak emas perhiasan terdiri cincin, gelang, anting total seberat sekitar 30 gram dan uang Rp 8,7 juta.
Aksi perampokan itu terjadi sekitar pukul 01.30 WIB.
Saat itu, kedua penghuni rumah, Wiwik Rokani dan adiknya belum tidur.
Mereka terkejut bukan main.
Empat perampok langsung menodongkan pistol dan senjata tajam lainnya.
"Adik saya langsung ditodong pistol dan sajam berupa parang agar diam,” kata Wiwik.
“ Salah satu pelaku langsung mengikat adik saya dan melakban mulutnya," lanjutnya.
Selanjutnya kawanan perampok itu pun, menurut Wiwik, juga mengikat istri Slamet, Lailatul.
Perampok itu mengikat dengan tali, serta menutup mulut dan mata dengan lakban.
Seluruh penghuni rumah dibuat tak berdaya.
BACA JUGA (Istri Ke 3 Dodi Triono, Korban Perampokan dan Pembunuhan di Pulo Mas, Sudah Melahirkan)
Tangan dan kaki mereka diikat dengan tali, mulutnya dilak ban.
Selanjutnya kawanan perampok mengobrak-abrik isi lemari di rumah tersebut.
Sejumlah perhiasan dan uang sebesar Rp 4 juta raib dibawa kabur.
Rupanya, para perampok yang merasa belum puas dengan hasil rampokannya.
Perampok menodongkan pistol, dan menjadikan Lailatul, istri Slamet sebagai sandera.
Ini 4 kejanggalan yang ditemukan dalam kasus perampokan ini.
1. Perampok menggiring istri Slamet ke rumah sebelahnya, yang kebetulan tempat tinggal mertua Slamet.
Melihat menantunya disandera, kedua mertua Slamet, Romli dan istrinya, Trinurminah menyerah.
Ia tak ingin kejadian itu menelan korban jiwa, dan menuruti kemauan perampok.
Dari rumah ini perampok berhasil mendapat perhiasan emas dan uangg senilai Rp 4,7 juta.
Pertanyaannya: Dari mana si perampok tahu kalau rumah di sebelahnya adalah rumah mertua korban?
2. Pelaku mengetahui bahwa Slamet menyimpan uang banyak.
Perampok menanyakan tempat penyimpanan uang hasil panen jeruk Rp 400 juta.
Namun karena dikatakan uang disimpan di ATM, maka perampok tidak mengambil uang di ATM.
Perampok tahu, menarik uang di ATM maksimal hanya Rp 5 juta.
Pertanyaannya: Dari mana perampok tahu kalau si korban habis panen jeruk dan punya uang 400 juta?
BACA JUGA (Sadis, Artis Cantik Ini Pernah Melakukan Kekerasan, Hingga Ada yang Tega Membunuh Kekasihnya Sendiri)
3. Sesaat sebelum membawa jarahannya, salah seorang pelaku minta maaf kepada pemilik rumah.
Pertanyaannya: Mengapa perampok harus minta maaf, padahal biasanya mereka malah berlaku sadis pada korbannya.
4. Perampok mempersilakan pemilik rumah melepas ikatan dan lakban sendiri.
Begitu perampok kabur, keluarga itu langsung melepaskan ikatan dan lakban.
Mereka langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek terdekat.
Pertanyaannya: Mengapa si perampok minta korban melepas ikatannya?
Padahal biasanya perampok tak memberi kesempatan sedikit pun pada korban, agar mereka bisa kabur dengan mudah.
Semoga para perampok segera ditangkap dan diusut pihak berwajib ya. (*)