"Bulan puasa ini (tahun 2017) sembilan tahun (lumpuh)," katanya.
Ia tinggal di sebuah ruangan berukuran 3 x 4 meter persegi.
Sehari-hari ia diurus oleh kakaknya, Mustar dan istrinya, Asnah.
Sejak kisahnya diunggah di media sosial, ada saja yang mengulurkan tangan, sekadar memberi makanan hingga uang untuk keperluan sehari-hari.
Wajar saja kalau ia pun kekurangan gizi.
Selain badannya kurus,, rambutnya pun tidak tumbuh.
"Semua pada nangis lihat Suaenah pulang dengan badan kurus, enggak ada rambut dan enggak bisa jalan," tutur Suaenah sambil mengingat peristiwa sembilan tahun lalu.
Karena keterbatasan ekonomi, Suaenah dirawat seadanya.
Suaminya yang bekerja sebagai kuli panggul, takcukup untuk membawa ke rumah sakit.
Berkat pemberitaan di media sosial, pada tahun 2017 pemerintah Kabupaten Tangerang baru tergerak, dan membawanya ke RSU Kabupaten Tangerang. (*)