Grid.ID - Coba hitung dari sekian banyak temanmu di sekolah, ada berapa yang minat lanjut kuliah di jurusan musik?
Kalaupun ada, coba pastikan lagi, berapa dari mereka yang benar-benar dilancarkan usahanya oleh para orangtua?
Para pegiat musik memang sedikit yang menempuh pendidikan tinggi musik.
BACA JUGA (Jokowi : Industri Musik Indonesia Harus Sukses Seperti K-Pop!)
Banyak dari musisi pun yang menggeluti musik secara otodidak alias belajar sendiri.
Di kalangan pelajar SMA, salah satu alasan mengapa kuliah musik nggak dipilih adalah larangan orangtua.
Seperti yang dilansir Grid.ID dari hai-online.com, menurut Idhar Resmadi, pengamat musik, sejak awal mulanya masuk ke Indonesia oleh bangsa Portugis dan Belanda, musik dilhat dari konteks hiburan semata.
Musik-musik yang popular pun adalah musik bawaan kedua bangsa itu, seperti musik keroncong, dibanding musik klasik.
Kemudian gedung-gedung kesenian dan alun-alun dipenuhi oleh orang-orang yang ingin menonton musik.
“Jadi, yah, selama berabad-abad musik bagi masyarakat kita itu baru sebatas hiburan.
BACA JUGA (Meski Capek, Kuliah Sambil Bekerja Ternyata Banyak Manfaatnya Loh!)
Hal ini berbeda dengan kondisi di Jepang ketika melakukan modernisasi beberapa abad lalu, yang mereka kedepankan itu musik klasik sebagai bagian dari pendidikan formal.