Find Us On Social Media :

Anak Anda Kecanduan Gawai? Enam Langkah Ini Dapat mengatasinya

By Rich, Selasa, 28 Maret 2017 | 22:26 WIB

Mencegah Kecanduan Gawai pada Anak

Anak tidak hanya meniru orang tua, tapi menemukan pelarian sendiri saat diabaikan oleh orang tua mereka yang kecanduan. Maka kalau Anda sendiri mengalami kecanduan dengan ciri-ciri di atas, segeralah lakukan pengobatan untuk diri Anda sendiri.

Anak-anak pada dasarnya sangat membutuhkan interaksi dengan orang tua. Mereka akan lapor saat melihat, mendengar, atau mengalami sesuatu yang tidak biasa, atau membuat mereka senang/sedih.

2. Ajak anak melakukan aktivitas bersama.

Bentuknya bisa sangat banyak. Bisa main, masak, olah raga, berbincang, atau sekedar bercanda.

Banyak orang tua yang mengeluh, sulit menyuruh anak berhenti dari keasyikan mereka dengan gawai. Kenapa? Karena hanya disuruh, tidak dialihkan kepada hal lain yang lebih positif, dan orang tuanya tidak terlibat.

Ketimbang menyuruh, mengajak akan lebih efektif. Kalau anak-anak terlalu asyik nonton TV atau main gawai, cobalah ajak mereka melakukan hal lain, seperti main sepeda, atau hal lain. Pasti akan lebih mudah.

3. Bantu anak dalam pelajaran.

Kesulitan dalam pelajaran membuat anak menjadi kehilangan gairah untuk belajar. Saat mereka kesulitan banyak orang tua yang tidak peduli, tidak membantu. Anak jadi frustrasi. Mereka enggan belajar, dan mulai mencari hal lain.

Bantulah anak mengatasi kesulitan mereka, buat agar belajar itu menyenangkan. Manfaatkan internet untuk melakukan eksplorasi yang membuat pelajaran lebih menarik dan mudah dipahami.

4. Perhatikan batas umur anak.

Jangan berikan penguasaan gawai kepada anak yang belum cukup umur. Demikian pula dengan akun media sosial. Facebook misalnya menetapkan batas usia minimal 13 tahun. Jangan langgar batas itu.

5. Beri tahu anak tentang apa itu internet, manfaat dan kerugiannya.

Tidak cukup sekali, tapi mesti berulang-ulang, agar anak-anak paham dan sadar.

6. Batasi dan minimalkan waktu penggunaan gawai oleh anak-anak secara ketat.

Biasakan pula agar mereka mengaksesnya di ruang terbuka, misalnya di ruang keluarga, yang berada dalam jangkauan pengawasan kita. Jangan biarkan anak-anak terbiasa main gawai di tempat tersembunyi. Jangan biarkan mereka main gawai saat kita tidak berada di dekat mereka.

Intinya adalah, penuhi waktu anak dengan interaksi bersama kita, sehingga mereka cukup mendapat perhatian, dan tidak tenggelam dalam keasyikan sendiri. (*)

(Baca Juga: Cewek Cantik Ini Main Game Pake Suaranya, Pasti Bikin Ngakak Nontonnya!)