Find Us On Social Media :

Gara-Gara Strateginya di Indonesia Ini, CEO Blackberry Dianggap Sukses

By Way, Jumat, 31 Maret 2017 | 01:51 WIB

John Chen, CEO BlackBerry

Grid.ID - Pemegang saham terbesar BlackBerry, Fairfax Financial, memuji keputusan CEO BlackBerry, John Chen, yang memutuskan BlackBerry melisensi software dengan vendor lokal di Indonesia. 

Dalam surat setebal 24 halaman yang dibuat oleh CEO sekaligus Chairman Fairfax Financial, Prem Watsa, Chen dianggap sukses dengan strategi tersebut.

Chen juga dianggap bisa membawa kinerja keuangan BlackBerry mendekati titik impas.

Dikutip KompasTekno dari CrackBerry, Kamis (30/3/2017), bagian terbaik dari perjanjian lisensi itu adalah BlackBerry menerima royalti untuk setiap unit perangkat smartphone yang dijual di Indonesia.

BACA JUGA (Wow, Fitur Blackberry Aurora Ini Dijamin Bikin Kamu Tergila-gila Selfie)

Di sisi lain, BlackBerry tak perlu lagi repot-repot memikirkan soal inventaris, pemasaran, dan rantai pasokan. 

BlackBerry hanya butuh memasok software ke pabrikan yang tepat. 

Selain di Indonesia, BlackBerry juga melakukan hal yang sama di China dan India.

Di Indonesia, BlackBerry bekerja sama dengan PT BB Merah Putih dan merek lokal Tiphone.

BACA JUGA (BlackBerry Aurora Siap Bikin Kamu Jadi Fotografer Profesional, Bagaimana Caranya?)

Mereka menghadirkan perangkat Android BlackBerry Aurora yang sudah dirilis pada awal Maret 2017 lalu.

Seperti dilansir Grid.ID dari kompas.com, perangkat Android pertama yang diproduksi di Indonesia ini dirakit di Bekasi dengan kapasitas produksi 100.000 unit per bulan.

Selain itu, BlackBerry juga melisensi layanan pesan instan BlackBerry Messenger (BBM) ke grup media Emtek pada akhir 2016 lalu. 

Perjanjian senilai Rp 2,7 triliun ini membuat grup Emtek bisa menyalurkan beragam konten dan layanannya.

BACA JUGA (Pilih Mana? Beli BlackBerry Aurora Sekarang Atau Tunggu Nokia 6 Bulan Juni?)

Surat dari Watsa mengakui peran penting Chen yang membawa BlackBerry di masa transisi, dari perusahaan hardware menjadi software dan penyedia layanan.

Bisnis manufaktur smartphone BlackBerry diketahui merugi dan keuangannya berdarah-darah dalam beberapa tahun terakhir. 

Diversifikasi layanan ini menjadi strategi Chen untuk mengembalikan kejayaan BlackBerry. (*)