Grid.ID - Citra politisi rasanya semakin kuat pada diri musisi Ahmad Dhani.
Ibarat petualangan baru, Ahmad Dhani menunjukkan semakin intensif menggeluti politik.
Sejak aktif mendukung Prabowo pada Pemilu Presiden 2014, petualangan baru Ahmad Dhani maju terus.
Kepada media, Dhani sendiri menyatakan, dirinya memiliki passion politik yang kuat sejak lama.
"Sebelum saya punya passion kuat dalam dunia politik, saya punya passion di politik tapi tidak sekuat sekarang, tidak sekuat setelah Jokowi dan Ahok memimpin di negeri ini."
"Tahun 2013 saya pernah dilamar oleh NasDem. Saya sudah pernah duduk bersama Bapak Surya Paloh (Ketum NasDem) dan Bapak Tommy Winata. Saya sudah pernah duduk bareng bertiga. Untuk menjadi salah satu ketua di NasDem," aku Dhani.
Menjelang Pilkada Gubernur DKI 2017, Dhani juga sempat muncul akan mencalonkan diri menantang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Pencalonan itu dibatalkan, dia tiba-tiba ikut Pilkada di Kabupaten Bekasi.
Setelah kalah, dia kembali memperamai Pilkada DKI.
Dengan tegas dia mendukung pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno.
Dalam beberapa kesempatan pula dia menyatakan kekecewaan kepada Ahok.
Dhani terang-terangan ingin mengesankan bahwa dirinya adalah pro-Anies-Sandi dan anti-Ahok.
Mungkin karena itu pula, dia begitu tersinggung saat Inul Daratista membuat goyangan di dunia maya lewat pernyataannya yang membela Ahok, sekaligus mengecam orang bersorban yang sok suci.
Tanpa tedeng aling-aling, Dhani langsung menyerang Inul lewat surat terbuka di akun Facebooknya, Senin (27/3/2017).
Surat itu menanggapi postingan instagram Inul yang mengkritik orang yang sok suci dan pemimpin yang kena kasus wanita.
Inul menulis itu untuk menjawab hujatan kepadanya karena mengunggah foto bareng Ahok.
Surat Untuk INUL
By AhmadDhani
Nul...
Tuduhan mu kepada Habib Rizieq itu tidak berdasar bukti bukti yang valid dan kongkrit.
Nul...
Bagaimana mungkin fitnah dalam sebuah Video YouTube kamu jadikan DALIL untuk menjatuhkan VONIS kepada seorang yang saya tau beliau menjaga keSUCIan nya selama hidupnya.
Nul...
Apa kamu tau VONIS mu itu tidak akan menjadi FAKTA HUKUM sampai dunia ini berakhir???
Nul...
VONIS mu itu cuma buat hiburan bagi Ahoker... mereka memang senang masak sekaligus makan FITNAH dan GHIBAH.
Nul...
Manusia hidup itu punya REPUTASI...
Kalo AhmadDhani di tuduh suka Perempuan, itu sudah jadi REPUTASI...
tapi tiba tiba AhmadDhani di fitnah ada main dengan LAKI LAKI...
Orang gak percaya Nul...
AhmadDhani REPUTASI nya bukan itu.
Nul...
Habib Rizieq itu punya REPUTASI tidak Poligami dan Sejenisnya.
Kamu mesti tau dulu Nul... sebelum menjatuhkan VONIS pada siapapun
Nul...
Penista Agama kok di bela...
Ra Mudeng aku Nul..."
Sayang tak disebutkan apa kapasitas Ahmad Dhani membuat surat terbuka buat Inul itu, apakah sebagai politisi, musisi, atau masyarakat biasa.
Sebab, sebuah aksi tentu ada motivasi. Sehingga, publik pun menjadi bebas menilai motivasi Ahmad Dhani di balik surat itu.
Bahkan, tak heran jika muncul pendapat bahwa Ahmad Dhani ingin menyelam sambiol minum air.
Dari sisi motivasi politis, bisa saja Dhani ingin memperkuat dukungan kepada Anies-Sandiaga.
Sebab, ulama yang dia bela identik dengan kontra Ahok dan Pro Anies.
Menjadi wajar juga jika kemudian muncul kecurigaan jangan-jangan ada motivasi bisnis, mengingat keduanya sama-sama terjun di bisnis yang sama, yakni karaoke.
Ahmad Dhani membawa brand "Master Piece", sedangkan Inul memiliki merek dagang "Inultista" dalam bisnis karaoke.
Yang pasti, dalam tataran dan sikap politik, keduanya berseberangan.
Ahmad Dhani ngalor (ke utara) untuk menyebut memang terjun di dunia politik praktis, sedangkan Inul arahnya ke selatan, untuk menyebut bahwa dia memang tidak sedang berpolitik praktis.
Dia menyatakan hanya mencintai Indonesia dan persatuan bangsa, tak ada maksud lain apalagi politik.
Sahabatnya, Cathy Saron juga menegaskan hal itu.
"Mbak Inul bukan politisi kok, cuma warga biasa kayak saya, kayak kamu juga," kata Cathy Sharon dalam caption di Instagramnya.
Lalu, jika melihat dari sisi motivasi politik, memang keduanya berseberangan.
Dari sisi kecenderungan, juga terlihat bahwa Ahmad Dhani mendukung Anies-Sandi, sedangkan Inul condong kepada Ahok.
Hanya saja, pernyataan dan surat Ahmad Dhani bisa diartikan sebagai bagian dari petualangan politiknya.
Lalu bagaimana dengan Inul?
Dia tampaknya tak kuasa menahan goyang ngebor saat dihujat banyak orang.
Hanya, kali ini bukan pinggulnya yang ngebor, tapi kata-katanya.
Begini jawaban Inul kepada Ahmad Dhani:
Bismillah Yuk baca sama2 kyknya sdh cukup marahnya ya .Sorban Sorban dan jubah (gamis) bukanlah pakaian Islam, tapi pakaian tradisi Arab,Di Arab Saudi, bukan hnya ulama atau tokoh agama yg memakai sorban, tapi mulai presiden, menteri, sopir taksi, resepsion hotel, penjaga toko, bnyk yg memakai sorban.
"Hal ini ternyata jg disepakati oleh dua tokoh ulama kita, Imam Besar Masjid Istiqlal KH Mustofa Ya'qub dan KH Mustafa Bisri, atau Gus Mus. Bahwa Sorban dan Jubah bukanlah baju muslim.
Bahkan dgn nada kelakar, kedua kiai ini menyebutkan bahwa Abu Jahal dan Abu Lahab juga memakai sorban dan jubah, tapi keduanya itu merupakan tokoh yg memusuhi Islam. Sy jg sepakat, Apalagi yg berpendapat itu jg para ulama.
Tanpa mengurangi rasa hormat sy pd Ulama yg memakai sorban, bhw sorban mmg skdr pakaian tradisi arab. Bukan identik dg ulama. Kalo ada yg berpndapat bhw sorban itu identik dg ulama, itu sgt berlebihan. Justru sy mnduga mereka punya niat tdk baik Bahkan bisa dikategorikan mrendahkan ulama.
Krn disebut ulama itu krn ilmu agamanya, ibdhnya, fatwanya, kharismatiknya krn ilmu agamanya yg diatas rata2,bukan skdr sorbannya. Kalo skdr pake sorban disebut ulama, bgmn dg bnyaknya artis yg sering pake sorban saat nyanyi.
Lihatlah Ungu, St12 atau Gigi, yg sering nyanyi religi di bln ramadan memakai sorban tp menyanyi dan menghibur masyrakat. Tdk hnya itu, ada film gadis berkalung sorban.
Apakah ini juga ulama? Apakah film ini juga dianggap menista ulama? Tentu tidak. Krn sorban adalah pakaian tradisi arab.
Mari kita belajar pinter'jadilah anakbangsa yg baik yg bs menjaga negara kesatuan republik ind dgn akal budi pekerti yg baik.
Terima kasih sdh menghujat saya ini adalah ilmu buat saya agar lebih pintar lagi dlm belajar'belajar bgmn mencintai indonesia dgn segenap jiwaraga saya dr org yg tdk mengerti akan arti berdemokrasi yg baik,apapun itu saya sayang kalian semua jadi sorban itu tdk identik dgn ulama ya teman2 tdk ada kaitannya dgn status ke-ulama-an semoga tdk salah menerima ya.
Sdh cukup ya ,maturnuwun .c."
Arang yang ngalor ngidul soal makna postingan Inul juga coba ditegaskan oleh Inul.
Dalam surat terbuka, Dhani tegas-tegas mempersepsi bahwa arah tulisan Inul ditujukan kepada Habib Riziek.
Padahal, di situ Inul tak menyebutkan nama. Sebab itu, Inul merasa ada arah ngalor-ngidul antara dirinya dan Dhani.
Maka, Inul pun seolah ingin menegaskan bahwa dirinya dan Dhani punya arah atau persepsi berbeda, atau ngalor-ngodul.
Ia mencoba meluruskan bahwa orang bersorban tidak harus Islam. Sebab, musuh Islam seperti Abu Lahab dan Abu Jahal juga bersorban.
Sebab, katanya menyitir pernyataan ulama, sorban adalah pakaian orang Arab, bukan pakaian khas orang muslim.