Kesaksian atlet paralayang ini menggambarkan betapa ular piton menjadi santapan favorit.
(BACA JUGA: Piton Menyebar di Sulawesi dan Sekitar, Seperempat Penduduk Suku Ini Pernah Diserang Piton)
Salah satu kegiatan para atlet paralayang Indonesia ketika berlaga di Manado atau Tondano, Sulawesi Utara adalah acara pesiar.
Acara pesiar atau jalan-jalan setelah pertandingan paralayang usai menjadi acara yang paling ditunggu karena bisa menghilangkan penat.
Apalagi fasilitas untuk berpesiar itu kendaraannya disediakan oleh TNI AU karena secara organisatoris cabang olahraga paralayang menginduk kepada Federasi Air Sport Indonesia (FASI) di bawah pembinaan KSAU.
Pasar Beriman di Tomohon yang wilayahnya dilintasi kendaraan dari Manado menuju Tondano menjadi salah satu tujuan wisata ekstrem para atlet paralayang.
Di pasar yang suasananya tidak berbeda dibandingkan pasar-pasar di kota lain di Indonesia itu dijual beragam binatang seperti anjing, babi, kelelawar, tikus, kucing, ular piton raksasa, dan lainnya dalam kondisi siap dimasak.
Posisi ular piton raksasa yang dagingnya siap dimasak itu ditaruh atau digantung begitu saja di atas meja dagang sehingga bagi yang belum terbiasa melihat tampak mengerikan.
(BACA JUGA: INFOGRAFIS : Akbar Ternyata Diseret Ular Piton Sejauh 10 Meter Sebelum Ditelan Bulat-bulat dari Kepala Hingga Kaki )
Penjual daging ular piton merata mulai dari pria dan wanita, mereka tampak biasa-biasa saja menunggui dagangannya. Para pembeli pun tampak biasa-biasa melihat tubuh ular piton raksasa yang terbaring atau menggelantung di depannya. Mereka malah memandangnya dengan penuh selera.
Mengingat aktifitas jual beli daging ular piton raksasa di Pasar Beriman sudah berlangsung puluhan tahun. Pertanyaan apakah ular piton bersangkutan pernah menelan manusia juga tidak pernah diajukan.
Yang jelas daging ular piton termasuk yang paling dicari di Pasar Beriman Tomohon. Pasalnya ular sepanjang lebih dari 7 meter dan besarnya lebih dari ukuran paha orang dewasanya dagingnya bisa ludes dalam satu hari.