"Ular ini merupakan puncak lambang kekuatan ... makhluk yang luar biasa. Yang ini sudah sangat mengenal saya. Dia tahu sentuhan saya. Dia tahu saya tidak akan menyakitinya."
"Tapi saya tetap tidak boleh sembarangan. Harus selalu waspada," tegasnya.
(BACA JUGA: Ini Cara Warga Tetangga Akbar Menangkal Ular Piton Balik Menyerang)
Tingkat kefatalah gigitan ular, menurut Gow, berkaitan dengan kemampuan ular itu untuk mengendalikan jumlah bisa dalam gigitannya.
"Banyaknya bisa yang dikeluarkan tergantung tingkat kecemasan ular itu," tekannya.
"Seekor ular yang mematikan dapat menyerang dengan ganasnya tanpa mengeluarkan bisa sama sekali. Atau, mengelugrkannya dalam jumlah sangat sedikit. Tapi bila jiwanya terancam, dia dapat menyemburkan banyak bisa."
Gow sering sekali melakukan telaah ilmiah tentang ular, menulis artikel ilmiah, menjadi pembawa acara program TV tentang pengetahuan alam dan hayati, sering dikontrak sebagai pawang ular dalam pembuatan film, termasuk Crocodile Dundee dan Mad Max.
(BACA JUGA: Tak Hanya Akbar, Dua Bocah Ini Juga Menjadi Keganasan Ular Piton)
Dia juga menjadi konsultan pemerintah soal gigitan ular, kurator kehormatan tentang reptil untuk Museums and Art Galleries di Northern Territory, dan mitra peneliti dan California Academy of Sciences.
Dia bersahabat dengan ular selama 40 tahun, wajar sudah mengalami 146 kali gigitan, akibat kurang berhati-hati.
Namun, ular tetap dibelanya.
"Setiap kali bukan ular yang salah, tapi merupakan kesalahan atau ketakaburan saya sendiri," simpul Gow.