Find Us On Social Media :

Inilah Penyebab Biaya Bayi Tabung Mahal, Salah Satunya Obatnya

By Alfa Pratama, Sabtu, 1 April 2017 | 04:51 WIB

Program bayi tabung cukup menjanjikan bagi pasangan suami istri meskipun tingkat keberhasilannya tidak 100 persen

Grid.ID - Lama menikah, dan belum juga dikaruniai momongan?

Setelah menjalani terapi kehamilan dan belum juga menunjukkan hasil, kamu mungkin akan disarankan dokter untuk menjalani program bayi tabung.

Program ini dirasa cukup menjanjikan, meskipun tingkat keberhasilannya tidak 100 persen.

Selain itu, biayanya yang cukup mahal juga membutuhkan pertimbangan tersendiri agar tidak kecewa jika nantinya gagal.

Sebelum memutuskan untuk mengikuti program bayi tabung, sebaiknya kamu mencari keterangan selengkap-lengkapnya dan sejelas-jelasnya.

Jangan sampai, kamu komplain lantaran program yang awalnya seharga Rp 20 juta tapi setelah dijalani kok malah meningkat jadi Rp50 juta.

Lalu, mengapa biaya program bayi tabung mahal?

Dikutip dari Nakita.id oleh Grid.ID, satu hal yang perlu diketahui, dari harga total program bayi tabung, maka sekitar 60% terpakai untuk obat-obatan stimulasi yang masih impor.

Sedangkan 30% sampai 10% digunakan untuk media kultur, laboratorium, pemeriksaan, USG, transfer embrio, dan lainnya.

Contoh, jika program bayi tabung yang diikuti membutuhkan biaya sebesar Rp 70 juta maka yang Rp 50 juta akan terpakai untuk obat stimulasi.

Semakin mahal harga paket, makin besar kesempatan kita mendapatkan telur yang lebih banyak.

Namun, pengalaman Klinik Family Fertility Center (FFC) dari RS Family Pluit, Jakarta, sejak melakukan pelayanan bayi tabung dari 1988, selain kuantitas (jumlah) sel telur, yang juga penting adalah kualitas sel telur itu sendiri.

Dengan kata lain, walau sel telur sedikit didapat, namun bila kualitasnya bagus, dapat memberikan hasil kehamilan yang baik.

Sebaliknya, walau sel telur didapat banyak, tapi jika kualitas tidak bagus, tentu akan menurun kan keberhasilan hamil.

“Jadi, untuk program bayi tabung itu sendiri sebenarnya bukan bagaimana bayi tabung berbiaya rendah, namun bagaimana bisa hamil dengan biaya bayi tabung yang serendah mungkin,” ujar dr. Malvin Emeraldi, SpOG, dari Klinik FCC.

Yang jelas, walaupun program bayi tabung di Indonesia sekarang sudah jauh lebih murah, tapi bukan berarti murahan, asal-asalan, juga menggampangkan.

Pasalnya, untuk bisa mendirikan sebuah klinik bayi tabung harus diakreditasi terlebih dahulu oleh perkumpulan Fertilisasi in Vitro Indonesia (PERFITRI), juga oleh Depkes RI sehingga tidak ada masalah dengan kualitas para dokternya, juga sarana, parasana, dan peralatan, serta obat-obatan yang digunakan.

Jadi, itulah penyebab program bayi tabung mahal.

Ternyata, menjalani program bayi tabung di Indonesia masih lebih murah bila dibandingkan di negara-negara Asia lainnya.

Apalagi jika ditambah dengan biaya transpor dan akomodasi lainnya selama melakukan program di luar negeri.

Jadi? Tak perlulah sampai ke negeri orang hanya untuk mengikuti program bayi tabung. 

Cukup di Indonesia saja. (*)