"Dalam kampanye politik di media sosial, keseragaman grafis, typografi, warna, dan slogan politik sangat dibutuhkan agar pendukung punya sasaran yang fokus dan terarah," tandasnya.
Sementara itu dari segi partai, dia menjelaskan Gerindra dan PKS tampak menyumbang kontribusi sangat besar dalam kampanye Anies-Sandi di media sosial.
Dalam metrik media sosial yang diamati Intrans bisa terlihat aktivitas dukungan yang dilakukan oleh jejaring akun resmi Gerindra dan PKS terhadap kubu Anies-Sandi.
"Gerindra dengan jumlah fans terbesar di Facebook Fanpage ditambah kekuatan organik dari followers dan tim PKS, membuat konten Anies-Sandi mampu menyebar dengan cepat, viral dan organik," ungkapnya.
(BACA JUGA: 8 Kiat Aman Main Media Sosial, Biar Nggak Diteror)
Kubu Ahok-Djarot mampu mengimbangi dengan jejaring media sosial PDIP.
Akun PDIP adalah Parpol terbesar kedua setelah Gerindra dalam jumlah followers dan fans di Facebook, Instagram, Twitter dan Youtube.
Apalagi kekuatan dari jejaring media sosial PDIP terletak pada akun-akun individu para kader yang jumlahnya tidak sedikit.
"Kekuatan Ahok-Djarot bertambah dengan bergabungnya Partai Solidarits Indonesia (PSI) besutan Grace Natalie dkk,” tegas Andi.
(BACA JUGA: Merasa Kesepian? Hasil Riset Ribuan Orang Ini Bilang, Jangan lari ke Media Sosial)
Dari analisis dan pemantauan Intrans, PSI beberapa kali membuat terobosan yang tidak pernah dipikirkan oleh parpol pendukung lain," jelasnya.
Secara kuantitatif dukungan Parpol (PDIP, PSI, Nasdem, Golkar, PKPI, Hanura, PPP, PKB) terhadap pasangan Ahok-Djarot tertinggal tipis dengan audiens sejumlah 4.213.864 akun.