Unit-unitnya vertikal dan itu terjangkau oleh masyarakat, dan diberikan pembiayaan yang cukup ringan," kata Sandiaga, saat ditemui di Lebak Bulus, Jakarta
Selatan, Jumat (31/3/2017) malam oleh Tribunnew dan dilansir Grid.ID.
Sandiaga mengatakan, konsep rumah murah yang meniru program di Singapura itu akan dibangun di lahan milik Pemprov DKI.
Rumah itu diperuntukan bagi warga Jakarta dengan pendapatan di bawah Rp 7 juta.
Nantinya warga yang membeli bisa memilikinya.
Sandiaga mengklaim, pihaknya juga bisa membuat rumah tapak berharga murah, seperti yang ditemukan di Jagakarsa.
Namun, Sandiaga tidak menjelaskan detailnya nanti seperti apa.
"Bisa ada. Tapi buat kami nanti untuk yang di tanah Pemprov fokusnya itu di hunian vertikal," ujar Sandiaga.
Pihaknya mengatakan menargetkan membangun 50.000 unit rumah murah untuk mengisi backlog kebutuhan rumah di Jakarta.
"Jadi kalau misalnya kita bisa pertahun itu alokasiin di bawah Rp 3 triliun kita bisa mungkim dalam lima tahun mengurangi sampai 83 persen dari pada backlog 300 ribu rumah," ujar Sandiaga.
Untuk mencerahkan publik soal rumah murah dan dengan DP nol rupiah itu, Sandiaga mengaku akan membuat forum group discussion (FGD) terbuka.
Ia berencana mengundang sejumlah organisasi seperti Real Estate Indonesia (REI), Kadin, HIMPI, akademisi dan kalangan lainnya.
"Konsepnya sudah kita launching. Diskursus ini penting, silakan didengar dan kita menjawab.
Dan sebuah diskusi yang fokus. Wartawan nanti diundang untuk dengar apa yang jadi posisi kita berkaitan dengan perumahan dengan DP nol rupiah ini," ujarnya.(*)