Kata kakek saya, mereka melewati jalur Terangon, Gayo Lues. Kalau dari Blangpidie, jalur tembus ke Gayo tersebut ada di Ie Mirah, Babahrot. Sesungguhnya jalur tersebut tidak aman.
Hutan Aceh di sepanjang jalur tersebut, kata kakek hidup berbagai jenis hewan liar.
Dalam perjalanannya, mereka sering bertemu dengan harimau, gajah, badak, dan ular yang melintasi jalan. Menariknya, tak sekalipun mereka diganggu.
Saat berpapasan dengan binatang yang ada, khususunya gajah dan harimau, biasanya mereka berhenti.
Menunggu sampai nek pergi. Istilah untuk dua binatang itu.
Bertemu Mante
Selain kerap berhadapan dengan binatang, kakek juga mengaku sering bertemu dengan Suku Mante.
Katanya, Mante bertubuh kecil. Kakinya terbalik.
Bagian jari kaki justru di belakang. Sementara tumit berada di depan. Larinya kencang.
Di tangannya selalu ada senjata berbahan kayu. Lebih pas disebut pemukul.
Mereka tak pernah bisa berhadap-hadapan. Yang ada hanya jejaknya yang lucu.
Karena cap tumitnya di depan. Kejadian itu tidak sekali saja.